"Lakukanlah apa yang bermanfa'at untuk dirimu dan berpegang teguhlah dengannya"

Kamis, 07 September 2017

Hakikat Ilmu Laduni

Ketahuilah, bahwa hakikat ilmu laduni itu adalah aliran cahaya ilham setelah terjadinya kesesuaian dan kesempurnaan. sebagaimana Firman Allah (Qs.Asy-Syams :7)
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَاً. الشمس ٧١
Artinya : "....Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya)

Dalam hal ini sebagai rujukannya ada tiga tahap untuk mencapai ilmu laduni, yaitu :
  • Menghasilkan semua ilmu dan mengambil bagian yang paling sempurna dari mayoritasnya.
  • Melakukan Riyadho (melatih diri) dengan benar, selalu merasa di awasi Allah dan benar-benar takut kepada-Nya karena Rosulullah Saw mengisyaratkan akan hakikat ini di dalam haditsnya : 
مَنْ عَمِلَ بِمَا عَلِمَ اَوْرَثَهُ اللَّهُ عِلْمُ مَالَمْ يَعْلَمْ
Artinya : "Barangsiapa yang mengamalkan ilmu yang telah di ketahui, maka Allah akan mewariskan ilmu yang  belum ia ketahui"
مَنْ اَخْلَصَ لِلَّهِ اَرْبَعِيْنَ صَبَاحًا اَظْهَرَاللَّهُ تَعَاَلَى يَنَابِيْعَ الْحِكْمَةِ مِنْ قَلْبِهِ عَلَى لِسَانِهِ
Artinya : "Barangsiapa yang ikhlas karena Allah selama empat puluh hari (menunaikan jama'ah sholat) subuh, maka Allah akan menampakkan sumber hikmah dari hati melalui lisannya".
  • Berpikir atau melakukan perenungan. sesungguhnya apabila jiwa telah mengerti dan merasa puas dengan ilmu, kemudian berpikir tentang semua yang di ketahuinya dengan memenuhi syarat-syarat berpikir, maka terbukalah baginya pintu-pintu kegaiban. seperti seorang pedagang yang membelanjakan hartanya dengan memenuhi syarat-syarat pembelanjaan, maka akan terbukalah pintu-pintu keuntungan. Tetapi jika ia menempuh jalan yang salah, maka dia akan terjatuh dalam kehancuran dan kerugian.
Seseorang pemikir, bila melalui jalan yang benar, maka ia akan menjadi orang yang pandai dan terbukalah lubang dari alam gaib yang memancar menuju ke dalam hatinya. sehingga ia akan menjadi orang yang alim, cerdas dan mendapatkan ilham untuk menguatkannya, sebagaimana Rosulullah Saw bersabda :
تَفَكَّرُ سَاعَةً خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ سِتِّيْنَ سَنَةً
 Artinya : "Berpikir sesaat lebih baik dari pada ibadah enam puluh tahun".

Sedangkan mengenai syarat-syarat berpikir, insya Allah penulis akan membahasnya di dalam risalah yang lain. karena penjelasan bertafakkur (cara berpikir) dan hakikatnya adalah sesuatu yang samar, yang membutuhkan tambahan penjelasan dan penafsiran, tentu atas pertolongan Allah SWT.
 
Kiranya keterangan ini sudah cukup bagi orang yang memiliki ke ahlian di bidang ini. Allah SWT berfirman :
وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللَّهُ لَهُ نُرًافَمَالَهُ مِنْ نُوْرٍ. النور ٤
Artinya : "Dan barangsiapa yang tiada di beri cahaya oleh Allah, tiadalah dia mempunyai cahaya (petunjuk) sedikitpun".

Semoga Bermanfaat.

Sumber : Kitab Ihya Ulumuddin Karya Imam Al-Ghazali

Share:

0 komentar:


jadwal-sholat