"Lakukanlah apa yang bermanfa'at untuk dirimu dan berpegang teguhlah dengannya"

Minggu, 15 Oktober 2017

Gema Muharam 1439 H Santunan Anak Yatim RPTRA Serasi

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
RPTRA Serasih
Puji serta syukur kita haturkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan berbagai nikmat kepada kita semua terutama nikmat iman dan islam, nikmat sehat wal afiat serta nikmat panjang umur dimana pada kesempatan kali ini yang masih bertepatan dengan bulan muharram 1439 hijriyah kita dapat bersimpuh, berkumpul, bermujahadah dalam rangka Rusun Bertasbih dan Santunan Anak Yatim yang di selenggarakan di RPTRA Serasih Asrama Rusun Dinas Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Barat. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan keharibaan junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw, para keluarganya, para sahabatnya serta orang-orang sesudahnya.


Tanpa terasa hari ini atas Rahmat dan Ridhonya  Pengajian ibu-ibu Jama'ah Al-Ikhlas Rusun Dinas Lingkungan Hidup di lingkungan Rt.13 / 005 Kelurahan Cengkareng Barat Kecamatan Cengkareng jakarta barat, telah melaksanakan acara Rusun Bertasbih dan Santunan Anak Yatim yang diselenggarakan di RPTRA Serasi Dinas Lingkungan Hidup jakarta barat, selanjutnya ucapan terimakasih kepada para Donatur dan warga sekitar yang telah menyumbangkan rizqinya untuk santunan ini dan termakasih pula kepada semua pihak yang turut serta membantu terlaksananya acara kegiatan ini.


Dalam konteks di atas Al-Muqarom Al-Ust Agus Ahmad telah memberikan Santunan kepada anak yatim agar kiranya santunan tersebut bisa di manfaatkan dengan baik, beliaupun memberikan Tausiahnya yang berkaitan dengan acara tersebut, beliau mengatakan dengan menyantuni anak yatim kita akan diberikan balasan yang luar biasa derajat kita di mata Allah akan terus menerus meningkat dan tidak menutup kemungkinan suatu jaminan tiket kita ke syurganya Allah SWT

Dari Sahl bin Sa'ad ra dia berkata bahwasanya Rasulullah Saw bersabda :
"Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di syurga seperti ini" kemudian beliau Saw mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau serta agak merenggangkan keduanya".

RPTRA Serasih
Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan dan pahala orang yang menyantuni anak yatim, selain itu menyantuni anak yatim merupakan sedekah dimana Rasulullah Saw bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani dari Rafi'i bin Khudaij :

اَلصَّدَقَةُ تَسُدُّ سَبْعِيْنَ بَابًا مِنَ السُّوءِ
Artinya : "Sedekah itu dapat menutup tujuh puluh pintu kejelekan"


Adapun perintah ayat Suci Al-Qur'an sudah jelas, kita selaku mukmin hendaknya jika kita mempunyai sedikit dari harta kita, berikanlah sebagian dari harta tersebut untuk anak yatim hal ini telah di jelaskan dalam Al-Qur'an surat (Al-Balad14 :15)
اَوْاِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِيْ مَسْغَبَةٍ يَّتِيْمًا ذَامَقْرَبَةٍ
Artinya : Atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan (kepada) anak yatim yang ada hubungan keluarga"

Dari berbagai hadits dan ayat diatas maka dapat disimpulkan bahwa memuliakan anak yatim memang sangat dianjurkan, oleh karena itu kita sepatutnya harus menyantuni anak yatim dimanapun dan kapanpun dan cara yang paling mudah adalah dengan memberi makan anak yatim serta menyayanginya layaknya anak sendiri.

Disamping acara santunan anak yatim, Jama'ah Majlis Ta'lim Al-Ikhlas juga memberikan apresiasinya melalui Hadroh Rebananya, syair lagu yang dibawakan majlis ta'lim tersebut mengandung pesan-pesan rohani dengan berbekal 8 buah rebana, mereka mendendangkan lagu-lagu seperti marhaban, sholawat Nabi dan lain sebagainya.

RPTRA Serasih


Karena Hadroh Rebana merupakan salah satu jenis musik yang berlatar Nuansa Islami, yang hingga kini masih populer di kalangan umat islam, oleh karenanya Jama'ah Majlis Ta'lim Al-Ikhlas terus mengembangi jenis musik tersebut.

Semoga program kegiatan ini menjadi jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, serta dapat meningkatkan iman kita agar senantiasa selalu menyantuni dan menyayangi anak yatim. kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Jama'ah Pengajian Al-Ikhlas dan semua jajaran yang telah menyelenggarakan acara kegiatan ini, semoga kedepannya Jama'ah Pengajian Al-Ikhlas dapat mewujudkan kegiatan-kegiatan yang Bernuansa Islami, sehingga warga disekitarnya baik warga rusun maupun asrama termotivasi dengan acara dan kegiatan ini.

















Share:

Kamis, 28 September 2017

Enam Faktor Penyebab Rusaknya hati

بسم الله الرحمن الرحيم

Maqolah ini berasal dari Hasan Basri ra seorang pembesar tabi'in. 

Hasan Basri mensinyalir bahwa ada enam faktor penyebab kerusakan hati diantaranya :
  • Sengaja melakukan dosa dengan berharap akan bertobat. menurut naskah yang lain, mereka sengaja melakukan dosa dengan berharap akan rahmat Allah yang demikian ini merupakan lamunan melantur yang jauh dari mungkin (tamani).
Sebagian golongan Hukama, ketika di tanya tentang, Apakah seseorang hamba mengetahui tobatnya diterima atau ditolak..? ada yang menjawab : "Aku tidak bisa memberikan jawaban hukum secara pasti mengenai hal itu, apakah tobatnya seseorang itu diterima ataukah di tolak. akan tetapi terhadap diterimanya tobat seorang hamba terdapat enam alamat yaitu : Pertama : Dia sadar bahwa dirinya bukanlah seorang yang terpelihara dan terjaga (ghaira ma'shum) dari kemaksiatan, sehingga menjadi sebuah kemungkinan terjatuh  ke dalam perbuatan maksiat. Kedua : Dia melihat hatinya, jauh dari rasa gembira, sementara kegelisahan hadir di sisinya. Ketiga : Semakin dekat dengan orang-orang yang baik dan terhadap orang-orang yang ahli melakukan kejahatan menjadi semakin menjauh karena takut akan terjatuh kepada perbuatan maksiat. Keempat : Terhadap dunia yang sekalipun sedikit terlihat banyak olehnya, sementara terhadap amal akhirat sekalipun banyak ia melihatnya masih sedikit. Dia hanya mengambil harta duniawi yang bersifat darurat yang tidak bisa tidak saja. Dan terhadap amal akhirat dia selalu berusaha untuk menambah dan meningkatkan. Kelima : Dia melihat hatinya selalu sibuk terfokus pada hal-hal yang menjadi beban kewajibannya dari Allah swt. sementara hatinya kosong dan sunyi dari memikirkan hal-hal yang menjadi tanggungan Allah buatnya, seperti urusan rizki. Keenam : Lisannya terjaga, selalu membiasakan berpikir dan menyesali kemaksiatan yang pernah dia lakukan. 
  • Berilmu tetapi tidak mau  mengamalkan ilmunya. apabila ilmu tidak di amalkan, maka ilmu itu tidak berguna karena buah dari ilmu itu adalah mengamalkannya. tahukah anda apa yang di maksud dengan ilmu yang bermanfaat...? 
Ilmu yang bermanfaat pendapat Hujatul Islam Imam Ghazali ialah ilmu yang dapat menambah taqwa kepada Allah dan membuka kesadaran atas semua dosa dan kesalahan. menambah teliti akan semua cacat/cela yang ada pada dirinya dalam rangka beribadah kepada Allah, serta mengerahkan cinta kepada akhirat. dan dengan ilmu yang bermanfaat itu dapat membuka mata untuk mengetahui cacat-cacat amalmu, sehingga kamu dapat menjaga diri dari mengurangi perbuatan jahat. Karena barangsiapa yang memahami ilmu yang bermanfaat kemudian di amalkan, disebarluaskan dan diajarkan kepada orang lain, maka seluruh isi alam kerajaan Malakut akan mendoakan orang yang agung (orang yang mulia) itu dengan di saksikan pula oleh Nabi Isa as.  
  • Beramal tetapi tidak ikhlas. apabila seseorang tidak ikhlas dalam beribadah, maka ibadahnya itu sama saja bohong, kebenaran itu pokok, sedangkan ikhlas itu adalah cabangnya. 
Di antara doa imam Hambali adalah : "Wahai Dzat pemberi petunjuk orang yang kebingungan, tunjukilah aku pada jalan orang-orang yang benar dan jadikanlah aku termasuk dalam golongan hamba-hamba-Mu yang ikhlas. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani berkata : "Allah SWT tidak menuntut bentuk hamba, tetapi yang di tuntut adalah maknanya. yakni ketauhidan da keikhlasannya, serta hilangnya cinta dunia dan akhirat dari hatinya. bahkan segala sesuatu jauh darinya, manakala keadaannya telah demikian, maka Allah Ta'ala akan mencintainya, mendekatkannya, dan mengangkatnya di atas lainnya. Wahai ghulam kamu harus menjaga amalan hati dan menjadi ikhlas, keikhlasan yang sempurna adalah bersih dari selain Allah. Munajat beliau kepada Allah : "Wahai Dzat Yang Maha Esa, murnikanlah ketauhidanku untuk-Mu. selamatkanlah kami dari makhluk, murnikanlah kami untukmu, benarkanlah pengakuan kami dengan bukti kemurahan-Mu dan rahmat-Mu, perbaikilah hati kami, mudahkanlah urusan kami, dan jadikanlah kesukaan kami dengan Engkau, kegelisahan kami dengan selain Engkau, jadikanlah cita-cita kami hanya satu, yaitu Engkau da berdekatan dengan-Mu di dunia maupun di akhirat. Ya Tuhan Kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka. bicara soal ikhlas baca juga: https://maknaibadah.blogspot.co.id/2015/07/misteri-ikhlas.html
  • Mengkonsumsi rezeki dari Allah tetapi tidak pernah mensyukurinya. syukur berarti mendaya fungsikan seluruh anggota tubuh demi keridhoan Allah dan membelanjakan harta di jalan yang Allah ridhoi.
Pada hari jumat pagi 14 Djulqa'dah 545 H di madrasah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani ra beliau berkata : "Janganlah kamu risaukan rezekimu. pencarian rezeki terhadapmu itu lebih hebat dari pada pencarian mu terhadap rezeki. jika kamu mendapatkan rezekimu hari ini, janganlah kamu risaukan rezekimu hari esok, sebagaimana kamu telah meninggalkan hari kemarin, maka kamu tidak akan tau apakah hari esok akan sampai kepadamu atau tidak...? bersibuklah dengan harimu. jika kamu mengenal Allah Azza wa Jalla tentu kamu akan sibuk dengan-Nya dari pada mencari rezeki, karena pemberian-Nya menghalangimu dari meminta-Nya. barangsiapa mengenal Allah, terkuncilah lidahnya. seorang arif lidahnya terkunci di hadapan Al-Haq Azza wa Jalla, sehingga Dia mengembalikannya untuk kemaslahatan makhluk. manakala Dia telah mengembalikannya kepada mereka, hilanglah kebisuan dari lidahnya dan keterasingannya.
  • Tidak rela dengan pembagian rizqi yang telah di berikan Allah SWT. 
Syekh Abdul Qodir Al-Jailani ra berkata : "Bersikaplah rela terhadap yang sedikit, lalu konsistenlah dengan sikap itu, niscaya anda akan berpindah kederajat yang lebih luhur dan bernilai tinggi. dengan begitu anda akan merasa tenang, bahagia, sejahtera dan terpelihara, tidak akan merasa kelelahan  di dunia dan di akhirat. selanjutnya anda akan terus meningkat naik pada tataran yang lebih tinggi, lebih damai dan mambahagiakan.
  • Tidak mau mengambil pelajaran dari peristiwa penguburan mayit. 
Yakni mereka tetap tidak mau mengingat kematian, sebagaimana hadits yang telah di riwayatkan oleh Imam Tirmidzi-Ibnu Majah dan Hakim, bahwa Rasulullah bersabda :
اِنَّالْقَبْرَ اَوَّلُ مَنَازِلِ الْاَخِرَةِ فَاِنْ نَجَامِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ اَيْسَرُ مِنْهُ وَاِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَابَعْدَهُ اَثَدُّ مِنْهُ
Artinya : "Sesungguhnya alam kubur merupakan tempat akhirat, apabila seseorang selamat di tempat awal itu, maka selanjutnya akan lebih mudah. tetapi jika tidak selamat di alam kubur, maka apa yang telah terjadi setelahnya akan lebih berat dari padanya.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani berkata : "Barangsiapa ingin ridha dengan ketentuan Allah swt, hendaklah ia selalu mengingat mati. karena mengingat mati dapat meringankan musibah atau bencana. janganlah salah sangka terhadap-Nya atas musibah yang menimpa diri, harta, dan keluargamu. Katakanlah "Tuhanku lebih mengetahui dari pada aku sendiri," jika kamu selalu demikian maka kelezatan ridho dan setuju akan datang kepadamu, dan pohon bencana serta cabang-cabangnya akan hilang, bahkan kamu mendapat ganti berupa kenikmatan, kelezatan dan kerelaan, ketika menerima musibah itu sehingga kebahagiaan akan menghampirimu dari segala arah dan tempat.

Sumber : Nashoihul Ibad karya Syekh Nawawi Al-Bantani - Al-Fathur Rabbani Wal Faidlur Rahmani karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.






Share:

Minggu, 24 September 2017

Obat Penghilang Sifat Munafiq

Sebagai Insan biasa yang lemah dalam menghadapi pancaroba kehidupan di alam dunia yang fana ini tentunya kita hanya bisa berikhtiar semaksimal mungkin dhohir dan batin. namun keberhasilannya hanya Allah jua yang menentukan. kepada Dia lah kita mengadahkan kedua belah tangan dan mengharap ridho-Nya. 

Nifaq (sifat bermuka dua) adalah sifat tercela dalam islam yaitu suatu watak yang lahirnya tidak sama dengan yang ada di dalam batinnya. fakta sejarah pun banyak mengungkapkan bahwa kehancuran umat islam kebanyakan dari sebab ulah orang-orang munafiq (di luarnya kelihatan muslim, namun hakikat batinnya menggerogoti islam dari dalam) . Wal'Iyaadzu biLLAHI min dzalik. 

Sifat ini jika di biarkan berkembang, tidak segera di obati, tidak mau berobat maka kelak di akhirat akan mendapatkan ancaman Allah SWT sebagaimana firman-Nya dalam surat An-Nisa : 145.
اِنَّ الْمُنَافِقِيْنَ فِى الدَّرْكِ اْلاَسْفَلِ مِنَ النَّارِوَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيْرًا
Artinya : "Bahwa orang-orang munafiq itu ditempatkan di neraka pada tingkatan paling bawah, dan sama sekali tidak akan kamu dapati seorang penolongpun bagi mereka".

Nabi Muhammad Saw juga sudah mewaspadai kita bahwa Munafiq bisa di tandai dengan :
  1. Bicaranya suka bohong.
  2. Suka Ingkar janji.
  3. Menghianati amanah.
  4. Suka membalas kejahatan yang lebih jahat lagi
Kalau dalam diri kita sudah tertanam dari salah satu ke empat sifat tercela ini, maka kita sudah termasuk kemasukan sifat munafiq. jika semua watak ini sudah mendarah daging dalam tubuh kita, maka kita telah menjadi munafiq sejati.

Tiada jalan lain untuk menghilangkan sifat tercela ini kecuali kita harus berani, memaksakan diri untuk berbuat Shidiq (jujur, benar) serta di ikutkan agar menghias diri dengan berbagai perbuatan, kelakuan utama yang di ridhoi Allah dan Rasul-Nya.

Untuk inilah maka salah satu diantara Ulama Hikmah telah menemukan obat penyakit Munafiq, yaitu dengan cara "Membaca Surat Al-Munafiquun"  (surat ke 63 ayat 11) pada tiap-tiap hari secara istoqomah atau mudawamah.
وَنُنَزَّلُ مِنَ الْقُرْاَنِ مَاهُوَشِفَآءُ وَرَحْمَةٌ لِلْمُعْمِنِيْنَ
Artinya : "Kuturunkan Al-Qur'an sebagai obat bagi orang-orang yang beriman agar mereka mendapat rahmat, sehat dan barokah". (QS.Al- Israa :82)

Syarat utama agar bisa memanfaatkan Al-Qur'an sebagai obat adalah iman kepercayaan yang penuh keyakinan terhadap perintah-perintah Allah. bicara tentang obat tentu ada hubungannya dengan sakit dan sehat. jiwa manusia itu sendiri tersusun dari tiga komponen, yaitu perasa (id), rasio (ego) , dan hati. jika rasio adalah produk dari ilmu dan rasa produk dari seni, maka hati harus di isi dengan Iman.
يَآيُّهَنَّاسُ قَدْجَآءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَافِى الصُّدُوْرِ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
Artinya : "Hai manusia, telah datang kepadamu ilmu dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada, yang merupakan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS.Yunis :57)

Ada banyak penyakit di dunia ini yang pada umumnya bisa di sembuhkan berdasarkan ilmu kedokteran. namun masih banyak juga yang belum bisa di sembuhkan oleh dokter seperti menghilangkan sifat-sifat munafiq ini yang bersarang dalam diri seseorang, ini merupakan bagian dari penyakit hati. baca juga : http://maknaibadah.blogspot.co.id/2015/07/maksiat-yang-berhubungan-dengan-hati.html

Dengan adanya kita berani melangkah ke arah ini semoga Hidayah Allah SWT dan Taufiq-Nya tetap berada dalam diri kita guna menarik kebaikan, kebajikan lain sehingga terhindar dari sifat-sifat munafiq. semoga....Wala haula walaa quwwata illaa biLLAH.


Share:

Sabtu, 16 September 2017

Sedihnya Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani

Siapa yang tidak mengenal beliau, dialah sosok soko guru di belantara dunia Sufi, kelembutan tutur katanya, kedalaman berbagai disiplin ilmu pengetahuan, ketajaman mata batinnya, ketinggian ma'rifat dan hakikatnya, kejujuran yang membawanya ketingkat derajat yang agung dan sebagainya. walau di era sekarang ini masih ada saja orang yang tidak suka karena di anggap penghambat kebebasan, memproyeksi kejumudan, pelampiasan kesumpekan pikiran dan segudang tuduhan konyol lainnya. dan biarkanlah mereka bebas mengomentari dengan takaran kebodohan masing-masing, toh soko guru sufi ini tetap asyik dengan wejangan sufitisnya di jadikan menu utama bagi murid-murid yang sedang suluk membersihkan lumpur-lumpur yang telah menghijab dirinya dengan Sang Khaliq.

Ketawaduan, mungkin ini salah satu suluknya hingga beliau tidak pernah mengklaim manusia paling ini paling itu. dan bukankah kita sering tersandung penyakit batin ini...? melihat orang lain seakan sebongkah tahi kerbau demi melihat dirinya yang sudah serba bisa : bisa berceramah, bisa mengajar, bisa beribadah, bisa bersedekah, bisa menasihati, bisa mengarang, bisa ngomelin, bisa mengatur, bisa berdziqir, bisa, bisa dan bisa.

Tahukah anda bahwa beliau (Syeikh  Abdul Qadir Al-Jailani) kerap bersedih ketika :
  • Melihat anak kecil
  • Melihat orang tua
  • Melihat orang bodoh
  • Melihat orang alim
Lirih batin dan bibirnya mengatakan :
  • "Aku iri melihat anak kecil yang belum tersentuh dosa, sementara aku yang telah dewasa telah belepotan dosa"
  • "Aku iri melihat orang tua yang telah banyak berinvestasi akhirat, sementara diriku belum berbekal apa-apa untuk akhiratku".
  • "Duch...,wajar saja si bodoh itu berbuat alfa dan khilaf karena kebodohannya, sementara aku kerap berbuat dosa karena kepintaranku".
  • "Ohhh...ternyata si Alim itu beribadah karena ke'alimannya, sementara aku beribadah dengan segala kebodohanku".
Kejujuran pula yang membawa beliau ke tingkat spiritual derajat yang agung, al-kisah di ceritakan bahwa ketika syekh Abdul Qadir Al-Jailani di tanya oleh seseorang, "Apa kuncinya yang membawa anda pada tingkatan spiritual yang tinggi..? Beliau berkata : "Kejujuran yang telah aku janjikan pada ibuku."

Suatu hari, di malam idul adha aku pergi ke ladang untuk membantu menggarap sebidang tanah. selama aku berjalan di belakang lembu jantan, dia (lembu jantan) itu memalingkan kepalanya dan memandangiku seraya berkata : "Engkau tidak di ciptakan untuk pekerjaan ini" spontanitas aku sangat ketakutan dan berlari ke rumah dan memanjat ke atap rumah petak bertingkat. ketika melihat ke luar, tiba-tiba aku melihat para jemaah haji sedang berkumpul (wukuf) di padang arafah, di arabia tepat di depanku. lalu aku segera menemui ibuku, yang pada waktu itu sudah menjadi janda, dan aku meminta kepada ibuku, 'kirimlah aku ke jalan kebenaran, berilah aku izin untuk pergi ke baghdad untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bersama-sama dengan orang bijak dan orang-orang yang dekat dengan Allah Azza wa jalla.

Ibu bertanya kepada ku, 'apa alasan permintaanmu yang tiba-tiba kau ingin pergi ke baghdad...?

Aku mengatakan kepadanya apa yang telah terjadi pada diriku. beliau menangis mendengar ceritaku, lalu mengeluarkan delapan keping emas, semaunya adalah warisan ayahku. dia menyisihkan empat puluh untuk saudara laki-laki ku, empat puluh batang lainnya dia jahit di bagian mantelku. kemudian dia mengijinkan ku untuk meninggalkan dirinya. sebelum membiarkan aku pergi, beliau menasihatiku bahwa : "aku harus berkata benar dan menjadi orang yang jujur apa pun yang terjadi. ibu melepas kepergianku dengan kata-kata, 'mudah-mudahan Allah SWT melindungi dan membimbingmu, wahai anakku. aku memisahkan diriku sendiri dari orang yang paling mencintaiku karena Allah. aku tahu bahwa aku tidak akan dapat melihatmu sampai hari pengadilan terakhir tiba.

Setelah beliau mendapatkan izin dari ibunya, beliau bergabung dengan kafilah yang pergi ke baghdad. ketika beliau meninggalkan kota hamadan, sekelompok rampok jalanan, enam puluh penunggang kuda yang gagah menyerang kami. mereka mengambil segala sesuatu yang di bawa kafilah tersebut. salah seorang di antara mereka datang kepadaku dan bertanya : "Hai anak muda, harta apa yang engkau miliki...? Aku menceritakan kepadanya bahwa aku memiliki empat puluh batang (keping uang) emas. Dia bertanya, dimana kau simpan..? aku mengatakan di bawah lenganku,'

Dia (sekelompok perampok) itu tertawa dan meninggalkan ku sendiri, penjahat lainnya datang dan menanyakan hal yang sama, dan akupun mengatakan hal yang sebenarnya. dia juga meninggalkan ku sendirian. aku pikir mereka hendak mengadukan hal tersebut kepada pemimpinnya, dimana mereka sedang membagikan hasil rampasan. Pemimpin mereka bertanya tentang barang berharga milikku, aku mengatakan kepadanya bahwa aku memiliki empat puluh batang emas yang di jahit di mantelku persis di bawah ketiakku.

Pemimpin perampok itu lalu mengambil mantelku, merobek bagian lengan, dan menemukan emas tersebut. kemudian dia bertanya kepadaku dalam ketakjuban, "Uangmu (hartamu) telah aman, lantas apa yang memaksamu untuk menceritakan kepada kami bahwa engkau memilikinya dan memberitahukan tempat engkau menyembunyikannya..?

Aku menjawab : "Aku harus mengatakan yang sebenarnya dalam keadaan apapun, sebagaimana yang telah aku janjikan kepada ibuku."

Ketika pemimpin perampok mendengar hal itu, ia menitikkan air mata sambil menangis seperti dihantam rasa penyesalan yang mendalam dalam dirinya dan berkata : "Aku telah mengingkari janjiku kepada siapa yang telah menciptakanku. aku mencuri dan membunuh. apa yang akan terjadi padaku.' itulah kira-kira lirih batinnya sang pemimpin perampok itu.

Sementara perampok lain (para anak buahnya) memandanginya, sambil berkata : 'Engkau telah menjadi pemimpin kami selama bertahun-tahun ini dalam perbuatan dosa. sekarang juga engkau tetap menjadi pemimpin kami dalam penyesalan.

Keenam puluh orang perampok itu memegang tanganku dan menyatakan penyesalannya serta keinginannya untuk mengubah jalan mereka dan bertobat di hadapanku. ke enam puluh orang itu adalah orang yang pertama memegang tanganku dan mendapat keampunan untuk dosa-dosanya."

Akhir dari cerita ini adalah awal dari perjalanan beliau yang menunjukan sifat jujur untuk menjunjung kejujuran dimanapun dan dalam keadaan apapun, seperti ucapan yang beliau lontarkan. dan tidak ada yang ironis dalam dunia ini jika Allah memberikan hidayah-Nya kepada siapapun yang Dia kehendaki, meskipun orang tersebut telah berlumuran dosa, seperti kisah di atas, Semoga bermanfaat.

Sumber : Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani










Share:

Memantau Kreatifitas Umbar Aurat

"Berzinah inilah jalan terbaik bagi syetan la'natullah untuk menghancurkan moral umat manusia, dengan berzinah sang iblis betul-betul ingin umat manusia tidak lagi mempunyai garis keturunan yang jelas."

Sang syetan dalam memperjuangkan langkahnya cukup punya bekal bahkan surplus :
  • Berbekal para lakon sinetron, film dan lain-lain yang ber-akting mengikuti kemauan sang produser dan sutradara ber-umbar aurat.
  • Berbekal para modeling yang lenggak-lenggok di pentas menampilkan busana rancangan desainer hampa iman yang dengan bangganya telah membuat umbar aurat.
  • Berbekal kontes ratu kecantikan yang berfose dan bertingkah di depan juri manampilkan kemulusan dan kemolekan tubuh dengan berbikini dan berbaju compang-camping modern umbar aurat.
  • Berbekal ABG-ABG (cabe-cabean) genit yang sehabis pulang sekolah tidak langsung pulang ke rumah tapi berkeliaran di pusat-pusat perbelanjaan.
  • Berbekal lomba menjadi penyanyi ngetop yang juga berbusana ala kadarnya umbar aurat.
Syetan mungkin tertawa terbahak sambil komentar, "bekal-bekal di atas tidak perlu aku bisikan lagi, toh mereka sudah menjadi bagian diriku walau wujudnya adalah manusia, biarlah aku kipasin terus hingga sempurna menjadi diriku.

Ditiru dan digugu oleh masyarakat kita, itulah cerita akhir dari berbagai penampilan bekal di atas tadi yang terus dipoles syetan agar umbar auratnya semakin berkualitas.

Ruarrr biasa.... !!, halus nian cara sang syetan ini menjatuhkan moral manusia ke derajat moral hewani yang berfitrah tanpa busana.

Langkah selanjutnya dari kreatifitas umbar aurat, tentu tinggal melepas tali nafsu, mengingat sensitifitas perasaan lelaki melihat yang gini-gini mudah terbina plus perasaan halus wanita yang mudah terayu.

Berkumpullah antara perasaan sensitifitas lelaki dan gejolak mudah terayu dalam bingkai nafsu yang di kipasi syetan tanpa nikah sebagai media resmi satu-satunya sebagai penyalur hasrat birahi, atau pelecehan sexsual, penistaan, pemerkosaan dan perlakuan jahil lainnya terhadap wanita tadi yang demen berat  umbar aurat akibat tak terkendalinya gejolak nafsu birahi lelaki lemah iman yang sensitif dan di poles syetan.

Coba anda renungkan sedikit, "Perempuan yang berzinah dan laki-laki yang berzinah, maka deralah tiap-tiap seorang dari padanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhir, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka di saksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman." (Qs.an-Nur :2)

Kenapa Allah sebut terlebih dahulu perempuan baru kemudian laki-laki, ada apa dengan perempuan...? ayat ini ingin mempertegas bahwa faktor utama yang harus segera di cegah sedini mungkin, begitulah kira-kira pesan moral tersiratnya yaitu umbar aurat si perempuan dengan segala kreatifitasnya yang menjadi bekal syetan.

Bekal syetan selanjutnya dalam menghancurkan peradaban umat manusia adalah mengaburkan jenis kelamin manusia yang hanya terdiri dua saja : laki-laki dan perempuan. kalaulah terjadi ada manusia berkelamin dua yang disebut "Hunsa Musykil" di mata Allah tetap jelas berjenis apa manusia ini. sang dokter kelamin atau ahli kandungan tinggal melihat apakah dia mempunyai rahim dan peranakan. kalau ternyata ia mempunyai itu, maka alat kelamin yang di miliki lelaki segera di amputasi atau di operasi. dan selesai lah kemusykilan jenis kelamin di mata manusia.

Akan tetapi banyak dewasa sekarang ini yang bukan berlatar belakang Hunsa Musykil yaitu orang yang merubah kodratnya sendiri, dialah lelaki yang bergaya perempuan (bencong / waria) bukan cuma itu, sebagian dari mereka pun rela mengamputasi alat kelaminnya dan merubah bentuk dari kelamin lain. "ini tidak bisa di anggap sebuah realitas tapi jelas sebagai menyimpangan dan kebejatan moral". apapun alasan yang di buat-buat justru semakin nyata bahwa mereka adalah para penentang kodrat dan fitrah Tuhan. "Itulah fitrah Allah di mana manusia di ciptakan di atasnya, 
لَاتَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللَّهِ
Artinya : tidak ada perubahan bagi ciptaan Allah." (Qs.ar-Rum : 30).

Lalu siapa dalang jenis manusia ketiga ini...? lagi-lagi syetan la'natullah yang menjadi dalang kebejatan moral ini, sebagaimana di ceritakan dalam Al-Qur'an
فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللَّهِ
Artinya : "Dan sungguh kami akan perintahkan manusia, "hendaklah mereka merubah ciptaan Allah." (Qs.an-Nisa : 119)

Oleh karenanya, siapapun laki-laki yang bergaya menyerupai perempuan atau perempuan bergaya menyerupai laki-laki itu artinya ia telah berjalan dalam perintah syetan dan meninggalkan fitrah Allah dan berhak mendapat murka Allah.

Kaum Nabi Luth as, di laknat dan di siksa oleh Allah  karena perbuatan ini, yaitu lelaki suka pada lelaki (homosex) dan wanita suka kepada wanita (lesbian).
 اَتَأْتُوْنَ الذُّكْرَانَ مِنَ الْعَلَمِيْنَ
Aritnya : 'Apakah kalian, hai kaum lelaki suka menggauli kaum lelaki dari alam semesta ini." (Qs.as-Syu'ara : 165).

Atau mereka mau menantang kanjeng Nabi SAW, dalam sabdanya : "Allah mengutuk lelaki yang bergaya perempuan dan perempuan bergaya lelaki dan usirlah mereka dari rumah-rumahmu." (Hr.Imam Bukhori)

Jadi jangan bergaya homosex atau lesbian, baru bergaya saja sudah mendapat kutukan Allah SWT.

Ada juga yang tidak tahan membendung gejolak nafsu birahi akibat godaan-godaan bekal iblis di atas tadi dan takut beresiko berat, akhirnya berusaha tampil beda dalam menyalurkan hasrat biologisnya dengan binatang.

Terhadap perbuatan asusila inipun Rasulullah mengecam dan mengancam keras, seperti dalam sabdanya, "Siapapun yang kalian dapati melakukan praktek kaum Nabi Luth as, bunuhlah lelaki yang melakukan dan yang di perlakukan, dan siapapun yang kalian dapati melakukan hubngan badan pada hewan, maka bunuhlah si orang itu berikut hewan yang di zinahinya." (Hr.Imam Ahmad dan Empat Imam yang lain)

Negara kita ini memang bukan negara islam yang menjalankan sepenuhnya hukum islam, tapi setidaknya, itulah hukum islam-nya bagi para pelaku asusila baik para homosex, lesbian juga kepada penggaul binatang.

Bagi para pelaku delik islam ini hendaknya menyadari bahwa Allah tidak akan tinggal diam terhadap perbuatan mereka baik di dunia apa lagi di akhirat. Dan bertobat adalah tujuan terbaik sebelum azab menimpa.

Source : Ibanah al-Ahkam jilid IV bab Had Zina, Syekh Abi Abdillah Abdus Salam.











Share:

Kamis, 14 September 2017

Inkar Sunnah Terkini


Para kritikus hadits membagi peng-inkar sunnah menjadi dua periodik :

  • Inkar Sunnah Klasik yaitu terjadi pada abad pertama hijriah hingga abad ketiga hijriah.
Imam Hasan al-Bashri salah seorang tokoh tabi'in menuturkan, "ketika sahabat Nabi yang bernama Imron bin Hushain mengajarkan hadits, tiba-tiba ada seorang yang memotong pembicaraan beliau, "Wahai Abu Nujaid (panggilan imron Bin Hushain ra) berilah kami pelajaran Al-Qur'an saja," Jawab Imron bin Hushain : "Seandainya anda dan kawan-kawan anda hanya memakai Al-Qur'an saja, maka dari mana anda akan tau shalat dzuhur itu empat raka'at, dari mana anda tau bahwa thawaf itu tujuh kali dan seterusnya".

Mendengar jawaban ini, lelaki yang tidak jelas identitasnya ini berkata : "Anda telah menyadarkan saya mudah-mudahan Allah selalu menyadarkan anda." dan kata Imam Hasan al-Bishri, "Sebelum matinya, orang ini (lelaki tidak jelas identitasnya) menjadi ahli fiqih.

Kisah ini menunjukan bahwa pada masa yang sangat dini sudah muncul ketidakpedulian terhadap hadits dan pada perkembangan selanjutnya menjadi cikal bakal munculnya paham yang menolak Al-Hadits sebagai salah satu sumber hukum Islam (inkar sunnah).

Dan Imam Syafi'i lah yang di kenal sebagai Nashirus Sunnah (pembela sunnah), beliau berhasil menundukkan para pengingkar sunnah pada periode inkar sunnah klasik ini setelah melalui perdebatan panjang, rasional dan ilmiah seperti yang beliau tuturkan sendiri di Kitab Al-Umm nya.
  • Inkar Sunnah Modern yaitu terjadi pada abad ke 14 hijriah (tahun 1850 M )
Kalau pada inkar klasik kerap di latar belakangi ketidaktahuan sebagian orang tentang fungsi dan kedudukan sunnah, Aksi mereka bersifat perorangan dan tidak menamakan dirinya sebagai mujahid dan banyak terjadi di irak.

Sementara inkar sunnah modern lebih di pengaruhi kolonialisme dan orientalis, berkelompok dan banyak para pengingkarnya mengklaim sebagai mujtahid. mereka terobsesi dengan pola pemikiran kolonial yang di anggap telah rasional, bahkan tidak segan-segan berkomentar miring. seperti kata salah seorang mereka : "Umat Islam pada masa sekarang ini tidak mempunyai Imam selain Al-Qur'an dan islam yang benar adalah islam pada masa awal sebelum terjadinya fitnah (perpecahan). Umat islam tidak akan maju tanpa dengan semangat yang menjiwai umat islam yang pada abad pertama, yaitu Al-Qur'an. dan semua hal selain Al-Qur'an akan menjadi kendala yang akan menghalangi antara Al-Qur'an dan ilmu serta amal."..

Demikian komentar Abu Rayyah menggaris bawahi gejala inkar sunnah modern yang terjadi di mesir (1266-1323 H/1849-1905 M)

Bahkan Prop.Dr.Musthafa as-siba'i mensitir sepenggal perkataan salah seorang pengingkar sunnah yaitu : "Senjata yang paling ampuh untuk membela islam adalah logika dan argumen yang rasional."

Belum lagi serangan para orientalis. menurut Prop. Dr. Musthafa Azami, sarjana barat yang pertama kali melakukan kajian tentang hadits adalah Goldziher orientalis yahudi kelahiran Hongaria yang hidup antara tahun 1850-1921 M. dalam sebuah buku yang merupakan hasil penelitiannya tentang hadits yang berjudul "Muhammadanisce Studien" (study islam) yang hingga saat ini buku tersebut menjadi kitab suci kalangan orientalis.

Dan yang sangat gila dari hasil penelitiannya menyimpulkan "Bagian terbesar dari hadits tidak lain adalah hasil perkembangan islam pada abad pertama dan kedua, baik dalam bidang ke agamaan, politik, maupun sosial. tidaklah benar pendapat yang mengatakan bahwa hadits merupakan dokumen islam yang sudah ada sejak masa dini (masa pertumbuhan) melainkan adalah pengaruh perkembangan islam pada masa kematangan." dalam kata lain Goldziher berkesimpulan meragukan adanya orientasi hadits sebagai sabda Nabi (hadits tidak berasal dari Nabi).

Kemudian muncul lagi orientalis lain yang lebih gila. dialah Joseph Schacht yang pada akhirnya berkesimpulan dalam bukunya yang berjudul The Originis Muhammad Jurisprudence, "Tidak ada satupun hadits yang otentik dari Nabi Saw, khususnya hadits-hadits yang berkaitan dengan rukun islam."

Dan lantas saja buku sesatnya ini menjadi buku suci kedua kalangan orientalis. seperti kata Prop. Gibb, "Buku Schacht ini kelak akan menjadi rujukan pokok bagi semua kajian tentang peradaban dan hukum  islam, paling tidak di barat". bahkan Prop. Anderson dari Universitas London melarang mahasiswanya mengkritik buku suci kedua orientalis ini. katanya "Bila anda ingin meraih gelar Doktor, jangan sekali-kali anda mengkritik Schacht, karena pihak Universitas tidak akan mengijinkan hal ini."

Jadi baik Goldziher maupun Schacht berpendapat bahwa hadits tidaklah berasal dari Nabi Muhammad Saw, melainkan sesuatu yang lahir pada abad pertama dan kedua hijriah. atau dengan kata lain Hadits adalah bikinan para ulama abad pertama dan kedua hijriah.

Demikian sepintas tentang inkar sunnah modern dan sebagaimana di nyatakan dalam hadits "Senantiasa ada dalam umatku sekelompok orang yang menegakkan kebenaran.

Terowong masa depan Nabi Saw dalam hadits pun terbukti, maka muncullah para pakar hadits kaum muslimin yang membabat habis pernyataan dan kesimpulan gila itu. sebutlah Dr.Musthafa as-Siba'i, Dr.Musthafa Azami, Dr.Muhammad Ajjad khatib dan tokoh pemerhati hadits yang lain.

Para ulama pakar hadits tersebut dengan sangat mudah mementahkan komentar-komentar miring para orientalis di atas yaitu mereka menunjukan tulisan dan catatan hadits yang di tulis dan di catat oleh para sahabat dimasa Nabi Saw masih ada, yang oleh pakar hadits klasik di istilahkan dengan daftar, kurrasah, diwan, kitab, shahifah, (yaitu alat tulis yang panjang di gulung) berbeda dengan karya-karya sekarang di mana penulisnya memberikan nama tertentu untuk karya tulisannya itu.

Tidak kurang dari lima puluh dua orang sahabat Nabi Saw yang telah menulis kitab (shahifah) yang berisi hadits-hadits Nabi Saw, yang mereka terima dari Nabi Saw. atau mereka mendiktekan hadit-hadits tersebut kepada para muridnya. misalnya sahabat Ali ra memiliki shahifah yang selalu di ikatkan di pedangnya.

Namun demikian ada juga sahabat yang memberikan nama shahifah-shahifahnya, misalnya Abdullah bin Amr bin Ash (wafat 65 hijriah) beliau memberikan nama dengan "as-Shadiqah". beliau memperoleh izin dari Nabi Saw untuk menulis hadits-haditsnya. dan dialah diantara para sahabat yang banyak menulis hadits Nabi Saw kitab as-Shadiqah itu dia simpan dalam sebuah peti kayu agar tidak rusak atau hilang. dan menurut Ibnu al-Atsir, kitab tersebut memuat seribu buah hadits. dan menurut sumber lainnya hanya lima ratus hadits. dan kita tidak menemukan naskah asli dari kitab tersebut, yang ada hanyalah salinannya saja yang selengkapnya termuat dalam Musnad Imam Ahmad bin Hanbal dan kitab-kitab yang lain.

Walau bagaimanapun, kitab as-shadiqah ini merupakan dokumen ilmiah yang sangat penting, karena ia membuktikan adanya penulisan hadits di hadapan Nabi Saw sendiri dan atas izin dari beliau. Para pakar hadits berpendapat, kemudian pada pertengahan abad kedua hijriah inilah merupakan masa pembukuan kembali hadits secara besar-besaran dengan metode tabwib (pembuatan bab) semisal :
  • Ibnu Juraij (wafat 150 H) di mekah
  • Malik Bin Anas (wafat 179 H) di madinah
  • Hammad bin Salamah (wafat 167 H) di bashrah
  • Sufyan at-Tsauri (wafat 161 H) di kuffah
  • Ma'mar bin Rasyid (wafat 153 H) di yaman
  • al-Auza'i (wafat 157 H) di syam
  • Abdullah bin al-Mubarak (wafat 181 H) di khurasan
  • Jabir bin Abdul Hamid (wafat 188 H) di ray
  • Dan lain-lain.
Satu hal yang penting juga di ketengahkan di sini sebagai jawaban atas kesimpulan gila para orientalis di atas tadi yang berpendapat bahwa hadits tidaklah berasal dari Nabi Muhammad Saw, melainkan sesuatu yang lahir pada abad pertama dan kedua hijriah. atau dengan kata lain, hadits adalah bikinan para ulama abad pertama dan kedua hijriah.

Adalah tentang shahifah Suhail bin Abi shalih (wafat 138 H), suhail juga menulis hadits yang ia terima dari ayahnya (Abu Suhail), dan ayahnya menerima hadits itu dari Abu Huarirah salah seorang sahabat Nabi Saw karena suhail tidak menanamkan karya tulisannya itu. oleh karena itu kitab suhail populer denga sebutan Nuskhah Suhail bin Abi Shalih saja. dan yang menarik pada tahun 1966 naskah Suhail bin Abi Shalih ini di temukan dalam bentuk manuskrip (tulisan tangan) oleh Muhammad Musthafa Azami di perpustakaan al-Dhahiriyah Damaskus Syiria.
 
Azami kemudian meneliti, mengedit, dan menerbitkannya bersama desertasinya untuk meraih gelar Doktor dari Universitas Cambridge Inggris. Maka pada gilirannya Nuskhah Suhail bin Abi Shalih ini juga ikut memperkuat pembuktian bahwa hadits Nabawi telah di tulis dan di bukukan pada masa yang sangat dini dalam sejarah islam.
 
Demikian periode inkar sunnah yang akhirnya di tumpas oleh para ulama di masanya. mereka telah mengembalikan fungsi sunnah dan kedudukannya sebagai sumber kedua islam. jerih payah mereka dalam membukukan hadits dan membela otentisitas hadits di catat dalam sejarah islam sebagai langkah emas. mudah-mudahan Allah melimpahkan pahala yang berlipat ganda buat mereka para penyelamat dan pendekar hadits.
Tinggallah kini kaum yang bergaya kekampus-kampusan yang alergi dengan hal yang berbau kitab kuning karena di anggap telah lapuk di gilas zaman padahal ia pun bingung cara bacanya  karena kebanyakan GUNDUL tak berbaris.
Menawarkan ide tidak lakunya di mata para pakar hadits klasik dan modern dengan sebuah keyakinan bahwa hanya hadits-hadits riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim saja yang akan di terima sebagai rujukan dalil mengingat keshahihan Hadits-haditsnya, selebihnya di campakkan tiada guna sama sekali, bahkan ledeknya :
  • Apa sunan Abu Daud..?
  • Apa sunan Ibnu Majah..?
  • Apa sunan Turmidzi..?
  • Apa sunan Nasa'i..?
  • Apa sunan Baihaqi..?
  • Apa sunan Darimi..?
  • Apa Muwattha Malik..? 
  • Apa itu mustadrak Imam Hakim..?
  • Apa itu Musnad Imam Ahmad..?
  • Apa itu..Apa itu........?
Buruk sangka terhadap hadits-hadits selain riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim rupanya yang telah merasuki jiwa mereka sebagaimana yang kerap terlontar di mulut mereka dengan bahasa dhaif, dhaif dan dhaif alias hadits lemah, haditsnya tidak shahih, haditsnya tidak kuat.
 
Adakah mereka pernah menyelidiki satu demi satu mata rantai (sanad) semua hadits itu sesuai koridor ilmu kritik hadits...? atau hanya katanya dan katanya yang menyebabkan mereka alergi dengan kitab-kitab hadits tersebut di atas..?
 
Kalau begitu Inkar "Sunnah Terkini" mungkin  lebel yang pantas mereka sandang.
 
//Source : Muhammad Yusuf Hidayat.
  

 







Share:

Rabu, 13 September 2017

Pentingkah Mursyid Dan Tasawuf

Abu Hamid Muhammad al-Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i di kenal dengan nama Imam Al-GHazali lahir pada tahun 450 H / 1058 masehi di provinsi khurasan irak. beliau mempunyai daya ingat yang kuat dan bijak dalam berhujjah sehingga beliau di beri gelar denga Hujjatul Islam. diantara banyak karya tasawuf yang beliau karang yang sangat terkenal sampai dengan sekarang ini adalah Ihya Ulumuddin (kebangkitan ilmu-ilmu agama). Imam Al-Ghazali pada mulanya bukanlah pengamal tasawuf bahkan beliau tidak begitu mempercayai penomena-penomena kekeramatan yang di alami oleh orang-orang shaleh, sampai Allah memberikan petunjuk kepada beliau sebagaimana yang beliau ceritakan berikut yang di kutip dari kitab Abdul Qadir Isa, "Hakikat Tasawuf"
Pada awalnya aku (Imam Al-Ghazali) adalah orang yang mengingkari kondisi spiritual orang-orang shaleh dan derajat-derajat yang di capai oleh para ahli ma'rifat. hal ini terus berlanjut sampai akhirnya aku bergaul dengan mursyid-ku, Yusuf An.Nasaj. dia terus mendorongku untuk melakukan mujahadah, hingga aku memperoleh karunia-karunia ilahi. aku dapat melihat Allah dalam mimpi. Dia (Allah) berkata kepadaku, "Wahai Abu Hamid, tinggalkanlah segala kesibukanmu. bergaulah dengan orang-orang yang telah aku jadikan tempat untuk pandangan-Ku di bumi-Ku, mereka adalah orang-orang yang menggadaikan dunia dan akhirat karena mencintai-Ku." Aku berkata demi Kemuliaan-Mu aku tidak akan melakukannya kecuali Engkau membuatku dapat merasakan sejuknya berbaik sangka kepada mereka." Allah berfirman, "sungguh Aku telah melakukannya. yang memutuskan antara engkau dan mereka adalah kesibukanmu mencintai dunia. Maka keluarlah dari kesibukanmu mencintai dunia dengan suka rela sebelum engkau keluar dari dunia dengan penuh kehinaan. Aku telah melimpahkanmu cahaya-cahaya dari sisi-Ku Yang Maha Suci." Aku bangun dengan penuh gembira. lalu aku mendatangi syekh-ku Yusuf an Nasaj, dan menceritakan tentang mimpiku itu, dia tersenyum sambil berkata, "wahai Abu Hamid, itu hanyalah lembaran-lembaran yang pernah kami peroleh di fase awal perjalanan kami. jika engkau tetap bergaul dengan ku, maka mata hatimu akan semakin tajam.
Dari kisah yang telah di ceritakan di atas pengalaman Imam Al-Ghazali berjumpa Allah dalam mimpi atas bimbingan Guru Mursyidnya beliau sangat yakin dengan ilmu tasawuf yang selama ini tidak menjadi perhaitannya. pengalaman yang tidak pernah beliau alami sebelumnya walaupun telah hafal Al-Qur'an, ribuan hadits dan berbagai karya ulama-ulama besar. dan dari keterangan dari Guru Mursyid beliau ternyata perjumpaan dengan Allah dalam mimpi yang di alami oleh Imam Al-Ghazali itu hanyalah fase awal dari perjalanan Rohani. dan sudah barang tentu perjalanan-perjalanan spritual yang di alami Imam Al-Ghazali bisa juga di alami oleh orang lain asalkan memenuhi rukun dan persyaratannya. Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa sangat penting bagi seseorang yang menempuh perjalanan rohani mempunyai seorang Guru Mursyid yang membimbing agar tidak tersesat sebagaimana yang beliau kemukakan :

"Diantara hal yang wajib bagi para Salik yang ingin Menempuh Perjalanan Spritual (jalan kebenaran) adalah bahwa ia harus mempunyai seorang Mursyid dan pendidikan spritual yang dapat memberinya petunjuk dalam perjalanannya, serta melenyapkan hal yang tercela".

Yang dimaksud pendidikan di sini, hendaknya bahwa seorang pendidik spritual menjadi seperti seorang petani yang merawat tanamannya, setiap kali melihat batu atau tumbuhan yang membahayakan tanamannya maka dia langsung mencabut dan membuangnya. dia juga selalu menyirami tanamannya agar dapat tumbuh dengan baik dan terawat sehingga menjadi lebih baik dari tanaman lainnya.

Apabila engkau telah mengetahui bahwa tanaman membutuhkan seorang perawat, maka engkau akan mengetahui bahwa seorang Salik harus mempunyai seorang Mursyid. sebab Allah mengutus para Rasul kepada umat manusia untuk membimbing mereka ke jalan yang lurus. dan sebelum Rasulullah Saw wafat, beliau telah mentapkan  para khalifah sebagai wakil beliau untuk menunjukan manusia ke jalan Allah. begitulah seterusnya sampai hari kiamat.

Oleh karena itu seorang  Salik mutlak membutuhkan seorang Mursyid.

Beliupun berpendapat bahwa pada umumnya manusia tidak dapat melihat penyakit-penyakit jiwa mereka sendiri terkecuali orang-orang yang telah terbuka Hijabnya dan telah tercerahkan lewat bimbingan Mursyid. seseorang hanya dapat melihat kotoran saudaranya  tapi dia tidak bisa melihat kotorannya sendiri. seorang Mursyid atas karunia Allah dapat mengetahui penyakit-penyakit hati manusia, oleh karenanya Imam Ghazali berkata : "Apabila manusia ingin mengetahui penyakit-penyakit jiwanya hendaklah dia duduk di hadapan Mursyid yang mengetahui penyakit-penyakit jiwa tersebut dan menyingkap aib-aib yang tersembunyi.

Dia harus mengendalikan hawa nafsunya dan mengikuti petunjuk Mursyidnya itu dalam melakukan mujahdah. inilah sikap seorang murid terhadap Mursyidnya atau sikap seorang sikap seorang pelajar terhadap gurunya. dengan demikian Mursyid atau gurunya akan dapat mengenalkan tentang penyakit-penyakit yang ada dalam jiwanya dan cara mengobatinya.

Di Era global sekarang ini pada umumnya orang selalu menyibukkan dirinya dengan mempelajari ilmu-ilmu yang tidak berhubungan dengan dirinya sendiri dan melupakan tentang ilmu "Mengenal Diri". pembahasan mengenal diri di sini perlu kita ketahui pula bahwa pada hakikatnya dalam ajaran islam terdapat tiga konsep dasar di antaranya yaitu : "Syari'at, Thoriqot, dan Hakikat". 

Dari tiga konsep tersebut terdapat dua prinsip utama ialah : 'Ilmu dan Amal' penggabungan ilmu dan amal itulah yang kemudian kita kenal dengan "Tasawuf"  karena hakikatnya tasawuf adalah aplikasi dan penggabungan antara ilmu dan itu menunjukan bahwa kita telah berakhlak kepada Allah SWT. ada juga yang mengatakan bahwa tasawuf adalah ilmu untuk penyucian hati dan ilmu untuk mengenal diri agar bisa mengenal Tuhan. karena tasawuf bukan sekedar ilmu yang di baca dan di hafal lalu di praktekan menurut selera  masing-masing. tasawuf pada intinya adalah  ilmu kerohanian yang membutuhkan seorang MASTER yang ahli untuk membimbing manusia kepada Tuhan. dialah Mursyid yang bukan hanya mengatakan bahwa Allah itu Esa dengan segala sifat-sifatnya tapi juga bisa mengantarkan sang murid bertemu dengan Allah sebagaimana pengalaman Imam Al Ghazali di antarkan kehadirat Allah oleh Guru Mursyidya dalam mimpi.

Ketahuilah sesungguhnya ilmu aqli itu adalah tunggal dalam zatnya dari ilmu inilah lahir ilmu murokab (susunan) di dalamnya di jumpai semua keadaan dua alam dengan kondisinya masing-masing. ilmu murokab itulah yang di namakan ilmu 'Shufiah" (tasawuf). juga mengenai cara hal-ihwal yang jelas, yang di himpun dari beberapa ilmu. ilmu mereka berhubungan  dengan keadaan, waktu, pendengaran, suka cita, kerinduan, mabuk cinta, cerah, penetapan, lebur, kesedihan, kehancuran, pendekatan, kemauan, guru, murid, dan yang berhubungan dengan mereka berupa tambahan-tambahan, sifat-sifat dan kedudukan (al-maqamat).

Dari tiga konsep dasar Islam yang telah di jelaskan di atas ( "Syari'at, Thoriqot, dan Hakikat") sedikit bahasan pengertian tentang tiga konsep tesebut, "Syari'at berarti mengindikasikan ilmu-ilmu dhohir (aplikatif). sedangkan hakikat menggambarkan batiniah (hal yang berhubungan dengan hati). sementara hakikat yang merupakan puncak pencapaian penggabungan amaliah lahir dan batin, biasa di sebut dengan tasawuf, dan yang mengamalkannya di sebut 'Sufi'.

Jika di dalam syariat yang menjadi pokoknya tasawuf untuk melalui thoriqot dalam menuju hakikat-kita dapat membedakan antara halal dan haram, baik dan buruk, serta mengamalkan perbuatan yang baik dan meninggalkan yang munkar. begitu juga dalam hakikat terdapat ilmu untuk mengetahui jalan menuju Tuhan dan metode pendekatan diri (taqorrub) serta aplikasinya dalam ke hidupan, semisal wirid dan dziqir serta amal soleh dan sosial lainnya. maka, dari sini dapat di lihat bahwa ajaran tasawuf murni realisasi syariat dan sufi merupakan golongan pengamal islam secara benar dan sempurna.

Sejarah munculnya sufisme bersamaan dengan awal datangnya Nabi Muhammad Saw. bahkan jauh sebelum diangkat menjadi Rasul beliau adalah seorang yang suka berkhalwat di gua, hidup sederhana atau zuhud dan selalu memikirkan kebenaran. setelah di angkat menjadi Rasul ia selalu mengajarkan kepada para sahabatnya untuk selalu membersihkan diri dan bertafakur atas kebesaran Allah SWT. dengan demikian para sahabat dan para tabi'in yang merupakan pewaris Nabi adalah para sufi yang wira'i (tidak memanjakan diri dengan dunia) melainkan menyerahkan hidupnya kepada Allah SWT.

Meskipun pada masa Nabi dan sahabat belum di kenal istilah tasawuf dan belum di modifikasikan menjadi sebuah cabang ilmu, serta belum ada metode teretentu, namun pada esensinya tasawuf telah ada dan mereka semua adalah sufi, bahkan penggerak pergerakan tasawuf di awal islam.

Pertanyaannya adalah apakah sufisme seperti yang kita ketahui dan kita pahami hanya mengajarkan hal yang bersifat akhirat saja...? dan hidup hanya untuk berdziqir dan berkhalwat saja..? jawabannya adalah : Mari kita kembali melihat dan membuka sejarah Nabi dan para sahabat tentunya.

Bukankah Rasulullah Saw sebagai pembawa agama Islam, deklarator tasawuf dan tarekat serta ajarannya adalah seorang pemimpin negara, politikus, ekonom, sekaligus sebagai pemimpin perang. begitu pula para sahabat da tabi'in selain bertafakur dan berdziqir mereka tidak menafikan kepentingan dan kebutuhan dunianya. tapi semua itu mereka lakukan hanya semata-mata mencari ridho Allah dengan membela agama dan kepentingan hamba-Nya.

Maka jika kita kembali kepada sejarah datangnya islam di indonesia, kita tidak akan lupa dengan peranan 'sembilan wali yang masyhur dengan sebutan 'Walisongo". mereka di kenal bukan hanya sebagai sufi yang mengajarkan agama, namun juga sebagai pelopor kebangkitan bangsa dalam berbagai bidang, baik dalam bidang seni maupun kebudayaan indonesia.

berbekal dengan metodologi dakwah yang tak lepas dari nilai-nilai sufisme di kombinasikan dengan budaya indonesia pada waktu itu, sembilan wali tersebut mampu menyatukan umat dan memperkenalkan islam dengan mudah. islamisasi di indonesia yang di lakukan oleh sembilan wali melalui pendekatan spiritual keagamaan membangun jati diri warga indonesia yang memang sudah ada pada diri warga indonesia.

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa ajaran tasawuf atau bertasawuf  bukanlah penutup dan penghalang perkembangan kehidupan, justru tasawuflah yang mampu membangun negara yang berperadaban, berkembang, bermartabat, serta sejahtera. karena tasawuf lebih mereformasi manusia sebagai pelaku kehidupan dalam membentuk sebuah negara yang berdaulat, adil dan sejahtera. sementara politik hanya membentuk dan merubah sistem tanpa pernah menyentuh subtansi akhlak dan perilaku manusia. karena itulah pantas tasawuf di sebut sebagai akhlak kehidupan dan beragama, sebagaimana yang di katakan sebagian ahli sufi : 'tasawuf adalah akhlak maka barangsiapa yang bertambah akhlaknya  maka bertambahlah tasawufnya.

Dengan demikian bertawasuf dengan benar saat ini adalah sebuah kebutuhan hidup manusia yang serba global dan matrealistis. tentunya penting bagi kita memiliki guru seorang mursyid.

//berbagai sumber.





















Share:


jadwal-sholat