"Lakukanlah apa yang bermanfa'at untuk dirimu dan berpegang teguhlah dengannya"

Jumat, 03 Juli 2015

Maksiat Yang Berhubungan Dengan Hati

ااًللّهمَّ صَلِّى عًلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد

Ketahuilah, bahwasanya sifat-sifat yang tercela yang terdapat dalam hati itu banyak sekali, dan sifat-sifat tercela tersebut itu harus di bersihkan. Dan untuk membersihakan, menyembuhkan Penyakit-penyakit hati semuanya memerlukan cara dan waktu yang lama; dan sangatlah sulit untuk memberantas atau menyembuhkan penyakit-penyakit tersebut secara tuntas, karena kebanyakan manusia lupa memikirkan diri sendiri. tetapi cinderung melihat dan memikirkan kesalahan-kesalahan orang lain. hal ini disebabkan karena banyak manusia yang disibukan dan hatinya tertutup oleh kemewahan atau kesenangan duniawi. mereka tidak menyadari bahwa hatinya telah dipenuhi oleh penyakit, sehingga ilmu dan amalnya tidak menghasilkan manfaat.

Mengenai Penyakit hati ini bahwa Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i yang dikenal dengan nama Imam Ghazali telah menerangkan, menguraikan secara jelas dan mendalam dalam kitabnya IHYA'ULUMUDDIN bab RUBU'UL MUHLIKAT WARUB'IL MUNJIYAT. dalam pembahasan kali ini akan diterangkan tiga sifat jahat yang bersarang di dalam hati manusia,dan sepertinya telah banyak di bahas oleh para Alim Ulama dan orang-orang pandai.hendaknya saya pribadi dan anda sekalian umat muslim mengambil manfaat dari penjelasan ini dan jadaikanlah peringatan terutama pada diri saya pribadi dan anda sekalian.

Sesungguhnya 3 (tiga) dari sifat itu merupakan sumber (induk) dari segala kejahatan. ketiga sifat tercela (jahat) itu adalah :
  • Hasud atau Dengki
  • Riya atau Pamer
  • Ujub atau Sombong
Maka apabila kita bermaksud menghilangkan (menyucikan) sifat-sifat tercela itu, maka pelajarilah cara-caranya memelihara hati.

Jika kita sudah bisa membersihkan ketiga sifat tercala itu, maka hendaknya kita menghilangkan sifat-sifat buruk lainya dengan mempelajari kitab IHYA'ULUMUDDIN bab RUBU'UL MUHLIKAT. akan tetapi jika kita belum mampu membersihkanya dari ketiga sifat tercela itu, tentu terhadap sifat-sifat buruk lainya juga belum bisa. sebab sifat-sifat buruk lainya itu adalah pengaruh dari ketiga sifat itu.

Janganlah kita beranggapan bahwa diri kita pasti selamat dari dosa karena niat dan menuntut ilmu itu suci dan bersih. jika didalam hati kita terbetik sedikit saja sifat Hasud (dengki), riya, sombong, maka kita masuk dalam lingkaran kerusakan: sebagaimana Nabi bersabda :

شَلَا ثًٌ مُهْلِكَاتًٌ ثُحُّ مُطَاعًٌ وَهَوًىمُتَّبَعًٌ وَاِعْجَابُ الْمَرءِبِنَفْسِهِ
"Ada tiga sifat yang dapat membawa kerusakan (kehancuran) yaitu; kikir yang selalu diturut, hawa nafsu yang selalu di ikuti dan membanggakan diri sendiri". 

A. HASUD

Adapun hasud atau dengki itu mempunyai cabang yaitu bernama Syukh (kikir). syukh ini lebih buruk dari sifat bakhil (pelit). karena orang yang mempunyai sifat bakhil itu hanya terlalu sayang dan cinta akan hartanya sehingga sangat tidak rela apabila hartanya itu jatuh ketangan orang lain. tetapi kalau syukh atau kikir yang selalu dituruti itu disamping ia bakhil juga ditambah perasaan tidak senang apabila orang lain itu memperoleh ni'mat karunia dari Allah. padahal ni'mat Allah yang Maha luas itu memang disediakan untuk siapa saja yang Dia kehendaki. maka dengan demikian,kikir itu lebih besar dosanya dari pada bakhil.

Sedangkan yang dimaksud dengan Hasud ialah orang yang merasa tidak senang apabila orang lain memperoleh ni'mat karunia dari Allah, baik itu berupa ilmu, harta atau pangkat (kedudukan). sehingga ia berharap ni'mat yang ada pada orang lain itu tidak memperoleh hasil (buah) apa-apa. jadi sifat hasud ini benar-benar buruk dan tercala. untuk itu Rosulullah memperingatkan mengenai hasud ini melalui sabdanya :

اَلْحَسَدَيَا كُلُ الْحَسَناتِ كَمَاتَاكُلُ النَارُالْحَطَبَ
"Hasud itu dapat  menghilangkan (menghapus) segala macam kebaikan, sebagaimana api membakar kayu bakar yang kering" 

Orang yang mempunyai sifat hasud ini hatinya selalu tersiksa, tidak memperoleh kepuasan dan kebahaigan hidup baik di dunia maupun diakherat kelak. di dunia ini  akan selalu merasa tersiksa dan menderita karena perasaanya yang "iri" ketika menyaksikan orang lain mendapatkan karunia dari Allah. Dunia ini tidak akan pernah sepi dari orang yang memperoleh nikmat karunia, baik itu berupa ilmu, pangkat/kedudukan, harta, pengaruh dan sebagainya. hati orang yang hasud itu pasti selalu gelisah dan tidak puas melihat itu semua sampai ia menemui ajalnya nanti.

Dan ketika ia mati, terlepaslah ia dari siksaan/derita perasaan di dunia, kemudian ia akan dijemput atau disambut dengan siksaan yang lebih hebat dan lebih pedih lagi di akherat. sungguh celaka orang yang memiliki sifat hasud itu. oleh karena itu ketahuilah bahwa sesungguhnya seseorang itu tidak akan berhasil untuk mencapai 'iman" yang sejati, yang haqm apabila ia belum bisa mencintai dan mengasihi saudara muslim lainnya sebagaimana ia mencintai dan mengasihi dirinya sendiri. hendaknya setiap muslim itu mempunyai rasa yang sama, saling mengasihi baik dikala suka maupun dikala duka. karena muslim yang satu dengan muslim lainya itu bagaikan satu tubuh (jasad) jika ada angota tubuh yang sakit maka akan terasalah keseluruh tubuh.

Jika kita tidak bisa mencintai sesama manusia (sesama muslim) merasa diri kita belum menyatu dengan muslim lainya, kita belum bisa mengasihi sesama muslim sebagaimana mengasihi diri kita sendiri, maka lebih baik dan lebih perlu bila kita mengarahkan dan menunjukan pikiran kita kepada menuntut ilmu yang dapat membawa keselamatan. Menyelamatkan diri kita dari kerusakan dan dosa itu lebih utama dan lebih penting dari pada kita bersusah payah menuntut dan tekun belajar ilmu-ilmu furu' dan ilmu debat yang sewaktu-waktu bisa membawamu ke arah perbantahan, perdebatan dan pertengakaran. jika memang demikian, bukan pahala yang kita peroleh, akan tetapi dosa dan kecelakaanlah yang kita dapatkan.

B. RIYA'(PAMER)

Riya itu termasuk syirik yang tersembunyi, syirik Khofi yang sangat membahayakan. tujuan dari sifat riya ini ialah seseorang melakukan kebaikan,menjalankan agama, menuntut ilmu hanya karena menginginkan pujian dan penghormatan orang lain, pengaruh yang luas dihati masyarakat, sehingga tidak ada rasa keikhlasan sedikitpun dalam hatinya.

Kesukaan mencari pujian dan gila pangakat ini hanyalah karena memperturutkan hawa nafsu yang akan menyeret kedalam jurang kebinasaan. orang yang 'riya' inipun sangat mungkin akan membawa kerusakana pada setiap orang, karena rusaknya manusia itu kebanyakan juga oleh perilaku manusia itu sendiri. sebagaimana telah diceritakan dalam sebuah hadits Nabi Muhammad Saw bahwa : "Pada hari kiamat nanti ada seorang mati syahid dalam sesuatu peperangan (jihad) dan dibawa kedekat api neraka. maka orang itupun berkata: Ya Tuhan, saya adalah pejuang yang mati syahid". Allah berfirman kepada orang itu : Kamu melakukan itu hanya ingin mendapatkan pujian dan nama besar (pengaruh,popularitas) dan ingin dikatakan sebagai pemberani. dan kamu sudah mendapatkan itu semua.

Begitulah, akhirnya orang itu dimasukan kedalam neraka. begitu juga kiranya apabila seseorang yang melekukan ibadah haji, yang tidak didasari dengan ke ikhlasan dan hanya karena ingin mendapat sanjungan, pengaruh dan nama. maka kerugian dan kecelakaanlah yang diterimanya. oleh karena itu peliharalah diri kita dan amalan kita jangan sempai di barengi (diselubungi) dengan riya' (pamer) ini.

C. UJUB' (SOMBONG)

Ujub, takabur dan berbangga-bangga (sombong) merupakan suatu penyakit hati yang sulit untuk di sembuhkan. seseorang yang memiliki ketiga sifat jelek (sifat tercela) tersebut menganggap dirinya selalu "lebih" dan selalu "paling", Paling mulia, paling agung, paling hebat, dan menganggap orang lain remeh dan hina, tiada apa-apanya bila dibandingkan dengan dirinya. Timbulnya sifat ketakabuaran, kesombongan ini ialah karena seringnya lisan mengucapkan; "AKU". pokoknya aku, ke akuan itulah yang selalu diucapkannya. kalau tidak karena aku.......dan sebagainya. ucapan seperti itu adalah sama seperti apa yang pernah diucapkan oleh IBLIS yang terlaknat dan terkutuk itu, yaitu dalam surat :

قال ان خيرمنه خلقتني من ناروخلقته من طين
"Aku (iblis) lebih baik dari padanya (dari pada adam) Engkau Ya Tuhan menciptakan aku dari api, sedangkan dia (adam) Engkau ciptakan dari tanah liat".(Q.S Shod :76)

orang yang mempunyai sifat takabur ini dalam pergaulan dengan masyarakat selalu membesarkan dan membanggakan dirinya, ia selalu tampil kedepan untuk mencari perhatian dan pendapatnya tidak mau di bantah atau dikalahkan. bila diberi petunjuk ia selalu menolak dan bila ia punya pendapat ia selalu memaksakan pendapatnya itu di ikuti oleh orang lain. jika di tolak timbulah amarahnya. Pendeknya , kalau seseorang itu merasa dirinya"lebih" merasa dirinya "paling" dari yang lainya, maka itulah Takabur. oleh karena itu hendaknya kita mengetahui bahwa sebenarnya orang yang baik dan mulia, agung dan terhormat itu ialah orang yang paling baik dan paling mulia menurut pandangan Allah SWT. : yaitu orang baik di akheratnya. yang demikian itu hanya Allah saja yang mengetahuinya. sedangkan kita semua tidak bisa mengetahuinya. kalau menurut Allah itu baik, maka orang itu baik di akhirnya, khusnul khotimah, baik penutup penghidupanya.

Maka jika kita mempunyai anggapan bahwa kita itu lebih baik dan lebih mulia dari orang lain, hal itu menunjukan semata-mata karena kebodohan kita. seharusnya kita memandang orang lain itu lebih baik  dari diri kita sendiri. sebagaimana sewaktu kita melihat anak kecil yang belum banyak melakukan kesalahan, belum banyak melakukan ibadah, belum banyak dosa, maka katakan dalam diri kita sendiri; "Oh, anak itu belum berbuat dosa kepda Allah, tetapi Aku ini banyak sekali dosa. jadi anak itu tentu masih lebih baik dari pada Aku". atau jika kita melihat orang yang sudah tua, maka katakan dalam hati kita; "Orang tua ini lahir lebih dulu dari padaku, dan lebih dulu menjalankan ibadah dari pada aku dan tentunya ia lebih baik dari pada aku".

Dan jika kita melihat orang yang ahli ilmu katakan dalam hati kita; "Orang ini banyak memiliki ilmu dan aku tidak memilikinya, ia mengajarkan ilmu yang tidak aku kuasai, dan memahami sesuatu yang tidak aku pahami (yang belum aku mengerti) bagaimana mungkin aku bisa lebih baik dari dia".

Dan jika kita bertemu dengan orang bodoh, maka tanyakan dalam hati kita :  "Orang ini telah banyak berbuat maksiat karena kebodohanya, sedangkan aku  berbuat maksiat pada Allah padahal aku berilmu (mengerti). jadi balasan apa yang dia terima nanti ; dan balasan apa pula yang aku terima nanti, sungguh, aku bisa menjadi lebih buruk dari dia".

Dan jika bertemu dengan orang kafir, maka katakanlah dalam hati kita : "Saya tidak tahu, bisa jadi dia mati bertaubat, bisa jadi muslim dan mengakhiri hidupnya dengan kebajikan, Islamnya lulus, dosa-dosanya terhapus oleh amal-amal kebajikan, kebajikanya bagaikan lolosnya (rontoknya) rambut dari tepung. Hal itu sangat mungkin Allah membalik hatiku dan aku menjadi sesat sehingga aku menjadi orang kafir, fasik dan mengakhiri hidup dengan kejelekan (suu-ul khotimah). orang kafir itu mendapat tempat disisi Allah karena telah masul islam, sedangkan kita...........bagaimana,,,?

Jika kita dapat mengukur diri dengan cara demikian itu, maka kita dapat menghilangkan sifat takabbur. ketahuilah, sesungguhnya orang yang mulia dan agung di sisi Allah itu ialah orang yang baik diakhir hidupnya, orang yang KHUSNUL KHOTIMAH. dan itu hanyalah Allah saja yang mengetahuinya.

Setelah kita semua mengetahui, tentu timbulah perasaan kwatir dalam hidup kita, khawatir akan akhir hidup kita. tak perlulah bersusah payah, serahkan saja kepada Allah, sambil terus beribadah dengan tekun. Allah-lah yang membolak-balikan hati manusia. Dia yang memberikan petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan Dia pula yang menyesatkanya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. mohonlah ampun selalu kepada Allah dan mohonlah selalu agar kita diberi khusnul khotimah.

(Wallahu A'lam)
Share:

0 komentar:


jadwal-sholat