"Lakukanlah apa yang bermanfa'at untuk dirimu dan berpegang teguhlah dengannya"

Kamis, 28 September 2017

Enam Faktor Penyebab Rusaknya hati

بسم الله الرحمن الرحيم

Maqolah ini berasal dari Hasan Basri ra seorang pembesar tabi'in. 

Hasan Basri mensinyalir bahwa ada enam faktor penyebab kerusakan hati diantaranya :
  • Sengaja melakukan dosa dengan berharap akan bertobat. menurut naskah yang lain, mereka sengaja melakukan dosa dengan berharap akan rahmat Allah yang demikian ini merupakan lamunan melantur yang jauh dari mungkin (tamani).
Sebagian golongan Hukama, ketika di tanya tentang, Apakah seseorang hamba mengetahui tobatnya diterima atau ditolak..? ada yang menjawab : "Aku tidak bisa memberikan jawaban hukum secara pasti mengenai hal itu, apakah tobatnya seseorang itu diterima ataukah di tolak. akan tetapi terhadap diterimanya tobat seorang hamba terdapat enam alamat yaitu : Pertama : Dia sadar bahwa dirinya bukanlah seorang yang terpelihara dan terjaga (ghaira ma'shum) dari kemaksiatan, sehingga menjadi sebuah kemungkinan terjatuh  ke dalam perbuatan maksiat. Kedua : Dia melihat hatinya, jauh dari rasa gembira, sementara kegelisahan hadir di sisinya. Ketiga : Semakin dekat dengan orang-orang yang baik dan terhadap orang-orang yang ahli melakukan kejahatan menjadi semakin menjauh karena takut akan terjatuh kepada perbuatan maksiat. Keempat : Terhadap dunia yang sekalipun sedikit terlihat banyak olehnya, sementara terhadap amal akhirat sekalipun banyak ia melihatnya masih sedikit. Dia hanya mengambil harta duniawi yang bersifat darurat yang tidak bisa tidak saja. Dan terhadap amal akhirat dia selalu berusaha untuk menambah dan meningkatkan. Kelima : Dia melihat hatinya selalu sibuk terfokus pada hal-hal yang menjadi beban kewajibannya dari Allah swt. sementara hatinya kosong dan sunyi dari memikirkan hal-hal yang menjadi tanggungan Allah buatnya, seperti urusan rizki. Keenam : Lisannya terjaga, selalu membiasakan berpikir dan menyesali kemaksiatan yang pernah dia lakukan. 
  • Berilmu tetapi tidak mau  mengamalkan ilmunya. apabila ilmu tidak di amalkan, maka ilmu itu tidak berguna karena buah dari ilmu itu adalah mengamalkannya. tahukah anda apa yang di maksud dengan ilmu yang bermanfaat...? 
Ilmu yang bermanfaat pendapat Hujatul Islam Imam Ghazali ialah ilmu yang dapat menambah taqwa kepada Allah dan membuka kesadaran atas semua dosa dan kesalahan. menambah teliti akan semua cacat/cela yang ada pada dirinya dalam rangka beribadah kepada Allah, serta mengerahkan cinta kepada akhirat. dan dengan ilmu yang bermanfaat itu dapat membuka mata untuk mengetahui cacat-cacat amalmu, sehingga kamu dapat menjaga diri dari mengurangi perbuatan jahat. Karena barangsiapa yang memahami ilmu yang bermanfaat kemudian di amalkan, disebarluaskan dan diajarkan kepada orang lain, maka seluruh isi alam kerajaan Malakut akan mendoakan orang yang agung (orang yang mulia) itu dengan di saksikan pula oleh Nabi Isa as.  
  • Beramal tetapi tidak ikhlas. apabila seseorang tidak ikhlas dalam beribadah, maka ibadahnya itu sama saja bohong, kebenaran itu pokok, sedangkan ikhlas itu adalah cabangnya. 
Di antara doa imam Hambali adalah : "Wahai Dzat pemberi petunjuk orang yang kebingungan, tunjukilah aku pada jalan orang-orang yang benar dan jadikanlah aku termasuk dalam golongan hamba-hamba-Mu yang ikhlas. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani berkata : "Allah SWT tidak menuntut bentuk hamba, tetapi yang di tuntut adalah maknanya. yakni ketauhidan da keikhlasannya, serta hilangnya cinta dunia dan akhirat dari hatinya. bahkan segala sesuatu jauh darinya, manakala keadaannya telah demikian, maka Allah Ta'ala akan mencintainya, mendekatkannya, dan mengangkatnya di atas lainnya. Wahai ghulam kamu harus menjaga amalan hati dan menjadi ikhlas, keikhlasan yang sempurna adalah bersih dari selain Allah. Munajat beliau kepada Allah : "Wahai Dzat Yang Maha Esa, murnikanlah ketauhidanku untuk-Mu. selamatkanlah kami dari makhluk, murnikanlah kami untukmu, benarkanlah pengakuan kami dengan bukti kemurahan-Mu dan rahmat-Mu, perbaikilah hati kami, mudahkanlah urusan kami, dan jadikanlah kesukaan kami dengan Engkau, kegelisahan kami dengan selain Engkau, jadikanlah cita-cita kami hanya satu, yaitu Engkau da berdekatan dengan-Mu di dunia maupun di akhirat. Ya Tuhan Kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka. bicara soal ikhlas baca juga: https://maknaibadah.blogspot.co.id/2015/07/misteri-ikhlas.html
  • Mengkonsumsi rezeki dari Allah tetapi tidak pernah mensyukurinya. syukur berarti mendaya fungsikan seluruh anggota tubuh demi keridhoan Allah dan membelanjakan harta di jalan yang Allah ridhoi.
Pada hari jumat pagi 14 Djulqa'dah 545 H di madrasah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani ra beliau berkata : "Janganlah kamu risaukan rezekimu. pencarian rezeki terhadapmu itu lebih hebat dari pada pencarian mu terhadap rezeki. jika kamu mendapatkan rezekimu hari ini, janganlah kamu risaukan rezekimu hari esok, sebagaimana kamu telah meninggalkan hari kemarin, maka kamu tidak akan tau apakah hari esok akan sampai kepadamu atau tidak...? bersibuklah dengan harimu. jika kamu mengenal Allah Azza wa Jalla tentu kamu akan sibuk dengan-Nya dari pada mencari rezeki, karena pemberian-Nya menghalangimu dari meminta-Nya. barangsiapa mengenal Allah, terkuncilah lidahnya. seorang arif lidahnya terkunci di hadapan Al-Haq Azza wa Jalla, sehingga Dia mengembalikannya untuk kemaslahatan makhluk. manakala Dia telah mengembalikannya kepada mereka, hilanglah kebisuan dari lidahnya dan keterasingannya.
  • Tidak rela dengan pembagian rizqi yang telah di berikan Allah SWT. 
Syekh Abdul Qodir Al-Jailani ra berkata : "Bersikaplah rela terhadap yang sedikit, lalu konsistenlah dengan sikap itu, niscaya anda akan berpindah kederajat yang lebih luhur dan bernilai tinggi. dengan begitu anda akan merasa tenang, bahagia, sejahtera dan terpelihara, tidak akan merasa kelelahan  di dunia dan di akhirat. selanjutnya anda akan terus meningkat naik pada tataran yang lebih tinggi, lebih damai dan mambahagiakan.
  • Tidak mau mengambil pelajaran dari peristiwa penguburan mayit. 
Yakni mereka tetap tidak mau mengingat kematian, sebagaimana hadits yang telah di riwayatkan oleh Imam Tirmidzi-Ibnu Majah dan Hakim, bahwa Rasulullah bersabda :
اِنَّالْقَبْرَ اَوَّلُ مَنَازِلِ الْاَخِرَةِ فَاِنْ نَجَامِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ اَيْسَرُ مِنْهُ وَاِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَابَعْدَهُ اَثَدُّ مِنْهُ
Artinya : "Sesungguhnya alam kubur merupakan tempat akhirat, apabila seseorang selamat di tempat awal itu, maka selanjutnya akan lebih mudah. tetapi jika tidak selamat di alam kubur, maka apa yang telah terjadi setelahnya akan lebih berat dari padanya.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani berkata : "Barangsiapa ingin ridha dengan ketentuan Allah swt, hendaklah ia selalu mengingat mati. karena mengingat mati dapat meringankan musibah atau bencana. janganlah salah sangka terhadap-Nya atas musibah yang menimpa diri, harta, dan keluargamu. Katakanlah "Tuhanku lebih mengetahui dari pada aku sendiri," jika kamu selalu demikian maka kelezatan ridho dan setuju akan datang kepadamu, dan pohon bencana serta cabang-cabangnya akan hilang, bahkan kamu mendapat ganti berupa kenikmatan, kelezatan dan kerelaan, ketika menerima musibah itu sehingga kebahagiaan akan menghampirimu dari segala arah dan tempat.

Sumber : Nashoihul Ibad karya Syekh Nawawi Al-Bantani - Al-Fathur Rabbani Wal Faidlur Rahmani karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.






Share:

0 komentar:


jadwal-sholat