بسم الله الرحمن الرحيم
Maqolah ini berasal dari Hasan Basri ra seorang pembesar tabi'in.
Hasan Basri mensinyalir bahwa ada enam faktor penyebab kerusakan hati diantaranya :
- Sengaja melakukan dosa dengan berharap akan bertobat. menurut naskah yang lain, mereka sengaja melakukan dosa dengan berharap akan rahmat Allah yang demikian ini merupakan lamunan melantur yang jauh dari mungkin (tamani).
- Berilmu tetapi tidak mau mengamalkan ilmunya. apabila ilmu tidak di amalkan, maka ilmu itu tidak berguna karena buah dari ilmu itu adalah mengamalkannya. tahukah anda apa yang di maksud dengan ilmu yang bermanfaat...?
Ilmu yang bermanfaat pendapat Hujatul Islam Imam Ghazali ialah ilmu yang
dapat menambah taqwa kepada Allah dan membuka kesadaran atas semua dosa
dan kesalahan. menambah teliti akan semua cacat/cela yang ada pada dirinya dalam rangka beribadah kepada Allah, serta mengerahkan cinta kepada akhirat. dan dengan ilmu yang bermanfaat itu dapat membuka mata untuk mengetahui cacat-cacat amalmu, sehingga kamu dapat menjaga diri dari mengurangi perbuatan jahat. Karena barangsiapa yang memahami ilmu yang bermanfaat kemudian di amalkan, disebarluaskan dan diajarkan kepada orang lain, maka seluruh isi alam kerajaan Malakut akan mendoakan orang yang agung (orang yang mulia) itu dengan di saksikan pula oleh Nabi Isa as.
- Beramal tetapi tidak ikhlas. apabila seseorang tidak ikhlas dalam beribadah, maka ibadahnya itu sama saja bohong, kebenaran itu pokok, sedangkan ikhlas itu adalah cabangnya.
- Mengkonsumsi rezeki dari Allah tetapi tidak pernah mensyukurinya. syukur berarti mendaya fungsikan seluruh anggota tubuh demi keridhoan Allah dan membelanjakan harta di jalan yang Allah ridhoi.
- Tidak rela dengan pembagian rizqi yang telah di berikan Allah SWT.
- Tidak mau mengambil pelajaran dari peristiwa penguburan mayit.
اِنَّالْقَبْرَ اَوَّلُ مَنَازِلِ الْاَخِرَةِ فَاِنْ نَجَامِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ اَيْسَرُ مِنْهُ وَاِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَابَعْدَهُ اَثَدُّ مِنْهُ
Artinya : "Sesungguhnya alam kubur merupakan tempat akhirat, apabila seseorang selamat di tempat awal itu, maka selanjutnya akan lebih mudah. tetapi jika tidak selamat di alam kubur, maka apa yang telah terjadi setelahnya akan lebih berat dari padanya.
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani berkata : "Barangsiapa ingin ridha dengan ketentuan Allah swt, hendaklah ia selalu mengingat mati. karena mengingat mati dapat meringankan musibah atau bencana. janganlah salah sangka terhadap-Nya atas musibah yang menimpa diri, harta, dan keluargamu. Katakanlah "Tuhanku lebih mengetahui dari pada aku sendiri," jika kamu selalu demikian maka kelezatan ridho dan setuju akan datang kepadamu, dan pohon bencana serta cabang-cabangnya akan hilang, bahkan kamu mendapat ganti berupa kenikmatan, kelezatan dan kerelaan, ketika menerima musibah itu sehingga kebahagiaan akan menghampirimu dari segala arah dan tempat.
Sumber : Nashoihul Ibad karya Syekh Nawawi Al-Bantani - Al-Fathur Rabbani Wal Faidlur Rahmani karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani berkata : "Barangsiapa ingin ridha dengan ketentuan Allah swt, hendaklah ia selalu mengingat mati. karena mengingat mati dapat meringankan musibah atau bencana. janganlah salah sangka terhadap-Nya atas musibah yang menimpa diri, harta, dan keluargamu. Katakanlah "Tuhanku lebih mengetahui dari pada aku sendiri," jika kamu selalu demikian maka kelezatan ridho dan setuju akan datang kepadamu, dan pohon bencana serta cabang-cabangnya akan hilang, bahkan kamu mendapat ganti berupa kenikmatan, kelezatan dan kerelaan, ketika menerima musibah itu sehingga kebahagiaan akan menghampirimu dari segala arah dan tempat.
Sumber : Nashoihul Ibad karya Syekh Nawawi Al-Bantani - Al-Fathur Rabbani Wal Faidlur Rahmani karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.
0 komentar:
Posting Komentar