"Lakukanlah apa yang bermanfa'at untuk dirimu dan berpegang teguhlah dengannya"

Kamis, 24 Agustus 2017

Wahabi-Salafi-Neo Khawarij


Mari kita telaah dahulu apa saja yang sering kali di bid'ah sesatkan wahabi ?. Antara lain :
  • Melarang dan mengharamkan adzan kedua dalam shalat jum'at. padahal Khalifah Utsman bin Affan ra, yang menganjurkan adzan jum'at dua kali, bukankah para Khulafaur Rasyidin mendapat jaminan dari Nabi Saw. 
    عَنِ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ قَالَ وَعَظَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ يَومًا بَعدَ صَلاَ ةِ الْغَدَاةِ مَوعِظَةً بَليغَةً ذَرَفَتْ مِنهَا العُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنهَا الْقُلُوبُ فَقَالَ رَجُلٌ إِنَّ هَذِهِ مَوعِظَةً مُوَدِّعٍ فَمَاذَا تَعْحَدُ إِلَينَ يَا رَسُولُ اللهِ قَالَ أُو صِيكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَالسَّمْعِ وَطَاعَةِ وَإْنْ عَبْدٌ حَبِشِيٌّ فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِن كُمْ يَرَى اخْتِلَل فاَ كَثِيرًا وَإِيَاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّهَاضَلَ لَةٌ فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِن كُمْ فَعَلَيهِ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاَءِ الرَاشِدِينَ الْمَهْدِيِّنَ عَضُّوا عَلَيهَا بِالنَّوَا جِذِ قَالَ أَبُوعِيسَى هَذَا حَدِيثُ حَسَنٌ صَحِيحٌ
"Dari Irbad bin Sariyah ra berkata : Rosulullah Saw pada suatu hari  sehabis sholat subuh beliau menasehati kami dengan nasehat yang cukup keras yang membuat mata menangis hati bergetar. kata seorang lelaki, "Sesungguhnya ini adalah (seperti) nasehat seorang yang ingin berpisah, apa yang akan kau sampaikan kepada kami ya Rosulullah." (kata beliau), "aku berwasiat kepada kalian bertaqwalah kepada Allah, mendengar dan taat sekalipun (yang memerintah itu) adalah seorang budak habasyi, sesungguhnya barangsiapa yang masih hidup diantara kalian dia akan melihat banyak perselisihan, hindarilah perkara-perkara yang baru karena itu adalah sesat, maka siapa diantara kalian yang mendapati itu, maka berpeganglah kalian dengan sunahku dan sunah khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah dengan gigi gerahammu." (HR.Imam Abu Daud, Imam Ibnu Majah, Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Thurmudzi : mengatakan bahwa hadist ini adalah hasan shahih)
  • Mengharamkan membaca shalawat kepada Nabi Saw, setelah adzan padahal dalam hadist yang di tegaskan: 
عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرِوبْنِ الْعَاصِ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا سَمِعْتُمْ اَلْمُوءَذَّنُ فَقُولُوا مِشْلَ مَايَقُولُوثُمَّ صَلُّواعَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَ ةً صَلَّى اللهُ عَلَيهِ بِهَا عَشْرًاثُمَّ سَلُوااللهَ لِي الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَ مَنْجِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ لَا تَنْبَغِي اِلَّالِعَبْدٍمِنْ عِبَادِاللهِ وَأَرْجُوأَنْ أَكُونَ أَنَاهُوَفَمَنْ سَأَلَ لِي الْوَسِيلَةََ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاَ عَةِ
Dari Abdillah bin Umar bin-Al-Ash, Sesungguhnya ia mendengar Nabi Saw berkata : "Apabila kalian mendengar muadzin (mengumandangkan adzan) maka ucapkanlah seperti yang ia ucapkan kemudian bershalawatlah kepadaku, karena barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali, kemudian mintalah wasilah untuk ku, karena wasilah itu adalah sebuah tempat di dalam syurga yang tidak layak melainkan untuk seorang hamba dari para hamba Allah, dan aku berharap aku adalah dia, maka barangsiapa yang memohon wasilah untukku maka halal baginya mendapat syafaat (HR.Imam Muslim)

  • Wahabi melarang dan mengharamkan membaca Al-qur'an untuk mayit muslim meskipun surat Al-fatiha. padahal tidak ada penjelasan dalam syari'at yang mengharamkan itu, bahkan Nabi Saw menganjurkan untuk membacanya, seperti hadist :
اقرءوعلى موتاكم يس
"Bacalah surat yasin atas orang yang sudah mati kalian" 
  • Wahabi mengharamkan menggunakan tasbih, padahal ketika Nabi Saw lewat dihadapan seorang wanita yang sedang bertasbih dengan kerikil, beliau sama sekali tidak mengingkari. (Hr. Imam Thurmudzi, Imam Thabrani dan Ibnu Hibban)
  • Wahabi mengharamkan membaca tahlil saat mengantar jenazah, perhatikan firman Allah dalam surat (Qs. Al-Ahzab : 41-42) 
    يَأَيُّهاالَّذِينَءَامَنُوااذْكُرُوااللهَ ذِكْرًاوَسَبِّحُوهُ بُكْرَةًوَأَصِيلاً
"Wahai orang-orang yang beriman berdziqirlah kalian kepada Allah sebanyak-banyaknya, dan sucikanlah Dia pada pagi dan sore hari"
  • Wahabi mengharamkan dan menganggap bid'ah sesat kepada kaum muslimin yang mengadakan peringatan maulid Nabi Saw. yang didalamnya dibacakan tentang sejarah Nabi dari lahir hingga perjuanganya yang terdapat di dalam kitab-kitab rawi, juga membaca Al-qur'an, memberi makan kepada kaum muslimin (kaya atau fakir). setidaknya Al-qur'an menganjurkan yang demikian itu, lihat firman Allah dalam surat (Qs.Al-Hajj :77)
يَأَيُّهاالَّذِينَءَامَنُواآرْكَنُواوآسْجُدُواْوَآعْبُدُواْرَبَّكُمْ وَآفْعَلُواْآلْخَيرَلَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan supaya kamu mendapat kemenangan"

Rosulullah Saw bersabda:
قَالَ رَسُولٌ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ : مَن سَنَّ فِي اْلإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَابَعْدهُ كُتِبَ لَهُ مِشْلُ أَجْرِمَن عَمِلَ بِهاَ ولَايَنْقُصُ مِنْ أٌجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَن سَنَّ فِي اْلإِسْلَامِ سُنَّةً سَئَِّةً فَعُمِلَ بِهَابَعْدهُ كُتِبَ عَلَيهِ مِشْلُ وِزْرِمَن عَمِلَ بِهَا وَلَايَنْقُصُ مِن أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
"Barangsiapa yang mengadakan perbuatan dalam islam berupa perbuatan baik, kemudian diamalkan kebaikan itu setelahnya maka ia akan mendapat pahala kebaikan itu seperti pahala orang yang mengamalkanya tanpa dikurangi sedikitpun pahalanya. dan siapa yang mengadakan dalam islam berupa perbuatan yang jelek, kemudian kejelekan itu diamalkan setelahnya maka ia pun akan mendapat dosa seperti dosa orang yang mengamalkanya tanpa sedikitpun dikurangi dosanya." (Hr.Imam Muslim).
  • Wahabi melarang dan mengharamkan memohon syafa'at dan bertabaruk (mencari berkah) dengan peniggalan-peninggalan Nabi dan orang-orang saleh. padahal tidak ada sedikitpun keterangan baik Al-qur'an maupun Al-hadist yang melarang seseorang memohon syafaa'at dan bertabaruk, seperti dalam sebuah hadist diterangkan: Dari Anas bin Malik ra. "aku memohon kepada Nabi Saw, agar beliau memberikan syafa'at bagiku pada hari kiamat, jawab Nabi "Aku akan lakukan itu. (Hr.Imam Turmudzi)
Demikian juga dengan persoalan tabaruk. Rosulullah Saw pada saat haji wadanya, beliau mencukur rambut kepalanya lantas bicara kepada yang mencukur, "Bagikan rambut-rambut ini, orang itupun membagikan rambutnya diantara para sahabat.

Kemudian pada saat beliau melaksanakan umroh setelah haji wadanya, khalid bin walid pun mengambil rambut ubun-ubun Rosulullah Saw, semata-mata mengambil berkah dan ia letakan di dalam pecinya. suatu saat ia kehilangan rambut Rosulullah dalam peperangan dan terus mencari hingga ketemu, saat itu ia berkata, "didalam peciku ada rambut Rosulullah Saw, dan selama rambut itu bersamaku dalam peperangan, aku selalu mendapat pertolongan". (Hadist dikeluarkan oleh Abu ya'la dalam Musnadnya).

Atau yang pernah dilakukan istri Rosululla Saw, Asma binti Abu Bakar ra, yang pernah merendam jubah Rosulullah Saw untuk kemudian airnya dibagikan kepada mereka yang sakit. (Hr. Imam Muslim).

Juga terhadap Sahal bin sa'ad ra. yang bertabaruk dengan selendang Nabi Saw, "Aku pinta selendangnya untuk aku jadikan kain kafanku kelak aku mati." (Hr.Imam Bukhori)

Teristimewa dalam Al-qur'an tentang Nabi Ya'kub as, yang bertabaruk dengan baju gamis Nabi Yusuf as (putranya).
آذْهَبُواْ بِقَمِيصِى هَذَا فَأَلْقُوهُ عَلَى وَجْْهِ أَبِى يََأتِ بَصِيرًا وَأْتُونِى بِأَهْلِكُمْ أَجْمَعِينَ
"Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakanlah Dia kewajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku." (Qs. Yusuf : 99)
  • Wahabi meng-klaim bahwa merekalah sesungguhnya Ahlus Sunnah Wal Jamaah adapun kelompok diluar mereka adalah bid'ah sesat.
Kalau mereka mau mengkaji, sesungguhnya pelaku bud'ah sesat itu mempunyai karakteristik antara lain :
  • Menggunakan ayat Al-qur'an yang sebenarnya ditujukan kepada orang kafir untuk mengkafirkan kaum muslimin, seperti ayat yang berbunyi :
    ومن أضل ممن يدعوا من دون الله من لا يستجيب له إلى يوم القيمةوهم عن دعآ ءهم غفلون
"Dan siapakah yang lebih sesat dari pada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat mengabulkan doanya sampai hari kiamat dan mereka lari dari (memperhatikan) doa mereka" (Qs. al-Ahqaf : 5)

"Dan janganlah kamu bedoa (menyembah) apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak pula memberi mudharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat begitu, maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang zhalim"

"Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar, dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat mengabulkan apa pun bagi mereka, meliankan seperti orang yang membukakan kedua telapak tanganya kedalam air supaya sampai air itu kemulutnya, padahal air itu tidak sampai. dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka. (Qs.ar-Ra'du :14).

Komentar ulama, "ayat-ayat diatas sebenarnya turun kepada orang-orang kafir dimana mereka berkeyakinan bahwa patung-patung yang mereka sembah itu berhak dipertuhankan dan mengagungkanya sebagaimana mengagungkan Tuhan sekalipun mereka meyakini bahwa patung-patung tersebut tidak bisa menciptakan apa-apa. sementara kaum muslimin tetap berkeyakinan bahwa Sang pencipta yang dapat memberikan mudarat dan manfaat dan yang berhak disembah adalah Allah.

Dengan demikian berdalil mengkafirkan kaum muslimin dengan ayat-ayat tersebut di atas adalah tidak benar sebab mereka sama sekali tidak menjadikan para Nabi dan para wali sebagai Tuhan dan sekutunya, mereka adalah hamba Allah dan makhluk-Nya yang tidak patut di sembah.

Dalam hadist yang bersumber dari Ibnu Umar ra, Rosulullah Saw dalam mensifati kaum khawarij berkata : "Mereka sering mengalihkan ayat-ayat Al-Qur'an kepada orang-orang yang beriman yang sebenarnya diturunkan kepada orang-orang kafir.

Dalam riwayat lain yang juga berasal dari Ibnu umar ra. Nabi Saw berkata "Yang paling aku kwatirkan atas umatku adalah seseorang yang men'tawilkan sebagian ayat Al-qur'an bukan pada tempatnya."
  •  Mudah memusyrikan dan mengkafirkan kaum muslimin.
Dalam hadits disebutkan, "Apabila seseorang mengkafirkan saudaranya, maka akan kembali kepada salah satunya ( bisa kepada yang dikafirkan kalau benar kenyataanya ) tapi kalau kenyataanya tidak demikian maka kekafiran itu akan kembali kepada orang yang meng-kafirkan itu. "(Hr.Imam Muslim)

Syekh Abu Bakar al-Baqillani (seorang ulama tokoh sunah wal-jama'ah) mengatakan," Mengislamkan seribu orang kafir dengan satu kesubhatan lebih ringan dari pada meng-kafirkan seorang muslim dengan seribu kesubhatan"

Artinya, dosa meng-kafirkan satu orang islam dengan tuduhan-tudahan yang tidak jelas lebih besar dari pahala meng-islamkan seribu orang kafir dengan satu cara yang tidak jelas (subhat). lain halnya bila ada yang meng-kafirkan seorang dengan tuduhan yang jelas, seperti orang tersebut mengakui kenabian Nabi Mirza Ghulam Ahmad, Mushaddiq, Lia Eden, Tugimin, dan para nabi palsu lainnya.

Paragraf Yang Hilang dalam Tafsir ash-Shawy  :
Ayat ini (surat al-kahfi ayat 6) diperuntukan pada kelompok al-khawarij yang se enaknya menta'wilkan Al-Qur'an dan As-Sunah, mereka halalkan darah dan harta kaum muslimin. di era sekarang pun ada, yaitu firqoh wahabiyah yang mengklaim berada dalam kebenaran, padahal mereka adalah para pendusta yang dikuasai syetan dan di buat lupa dziqir kepada Allah, mereka sebenarnya adalah bala tentara syetan dan kelompok yang rugi. kami memohon kepada Allah agar mencabut mereka hingga keakar-akarnya.
  • Wahabi / Salafi menetang transfer pahala melalui ritual tahlillan, ziarah kubur, talqin dan haul yang biasa di lakukan kaum muslimin dengan alasan bahwa tidak ada lagi kiriman pahala dari yang hidup kepada yang mati. padahal Al-Qur'an perintahkan kita mendoakan saudara-saudara kita se-iman yang telah tiada.
 وَالَّزِيْنَ جاَءُا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَلِءِخْوَانِنَا الَّزِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْأِيْمَانِ
وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوْبِنَا غِلَّآ لَّلَزِيْنَ ءَامَنُوا رَبَّنَا إِنَْكَ رَءُوفٌ رَّحِيْمٌ

"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar) mereka berdoa : "ya Tuhan kami, beri ampun kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahulukan kami dengan ke-imanan dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. (QS. al-Hasyar : 10)

Kalimat saudara-saudara kami yang telah mendahulukan kami berarti transfer pahala itu ada dan sampai dari yang hidup kepada yang mati, dengan catatan yang kita doa kan adalah yang se-aqidah dengan kita, ini di pahami dari kalimat dengan ke-imanan. padahal Nabi SAW berbicara tentang hubungan yang hidup kepada yang sudah wafat, seperti hadits di bawah ini :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَجُللً قاَلَ لِلنَّبَيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمْ إِنَّ أَبِي ماَتَ وَتَرَكَ مَاللً وَلَمْ يُوصِ فَهَلْ يُكَفِّرُ عَنْهُ أَنْ أَتَصَدَّقَ عَنْهُ قاَلَ نَعَمْ

"Dari Abu Hurairah ra, "Sesungguhnya seorang lelaki bertanya kepada Nabi Saw. ayahku telah meninggal dunia dan meninggalkan harta sementara dia tidak berwasiat, apakah berguna seandainya aku bersedekah untuknya, jawab beliau "ya" (Hr.Imam Ahmad, Imam Muslim, Imam Nasai dan Ibnu Majah)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولُ اللَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمْ قَالَ إِزَا مَاتَ الْلءِنْسَانُ اِنْقَطَعَ اَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةِ صَدقَةُ جَارِيَةُ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَو وَلَدٍ صَلِحٍ يَدْعُولَهُ

"Dari Abu Hurairah ra, Rosulullah Saw berkata, "Apabila manusia mati maka terputuslah semua amal ibadahnya kecuali tiga hal : 
  1. Sedekah Jariyah
  2. Ilmu yang bermanfaat
  3. Anak sholeh yang mendoakannya.
(Hr.Imam Bukhori, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Nasai, dan Imam Turmudzi).

Coba fahami baik-baik pengertian hadits ini.
Dalam hadits ini disebut kalimat terputus amal ibadahnya. ibadah mana yang terputus...? yaitu ibadah yang pernah di lakukan waktu di dunia tentunya, baik solat, zakat, puasa, haji dan sebagainya dari amal kebajikan. artinya ketika dia wafat semua amal tersebut sudah tidak di jalankan lagi di alam kubur, mengingat kubur adalah darul jaza (negeri pahala) bukan darul 'amal (negeri beramal/beribadah). yang di kubur sedangkan menikmati pahala yang pernah di lakukan. termasuk pahala yang akan di nikmati adalah kiriman (transfer) pahala dari yang hidup baik berupa doa atau harta yang di sedekahkan yang pahalanya diperuntukan bagi si mayit, sebagaimana hadits-hadits di atas tadi.
 
 


Share:

0 komentar:


jadwal-sholat