"Lakukanlah apa yang bermanfa'at untuk dirimu dan berpegang teguhlah dengannya"

Rabu, 16 Agustus 2017

Kemuliaan Al-Qur'an


لَا يَمَسُّهُ إِلَّا اْلمُطَهَّرُونَ

"Tidak ada yang menyentuhnya 
Kecuali mereka yang suci" (Qs.Waqi'ah : 79)

Mayoritas Ulama menafsirkan bahwa yang di maksud ayat ini adalah kaum Lafzhinya yaitu Al-Qur'an yang sehari-hari kita baca,bukan dikembalikan kepada kalam-Nya yang berada di lauhil Mahfuz, sebagaimana yang dimaksud dari redaksi "mereka yang suci" adalah orang-orang yang berwudhu, tidak di tafsirkan pada malaikat.

Memang ada sebagian Mufasir yang mengembalikan kata ganti (dhomir) "nya' dikembalikan kepada Al-Qur'an yang berada diLauhil Mahfuz, kemudian redaksi mereka "mereka yang suci" ditafsirkan para malaikat. walau sah-sah saja wacana ini dikemukakan, namun dari perspektif theologis bukankah kalam lafzhinya adalah cerminan dalam kalam Haqiqinya..?

Dengan demikian,sebagaimana dalam kalam haqiqinya adalah suci maka kalam Lafzhinya juga suci. dan naif rasanya bila sesuatu yang suci tidak di sikapi dengan kesucian juga.

Apalagi ditinjau dari aspek moral, mereka yang memegang kitab suci dengan berwudhu lebih punya nilai ketimbang yang tidak berwudhu (berhadats) bukankah Al-Qur'an disepakati sebagai Kalamullah  ? tentu berbeda dengan kalam manusia yang dalam kondisi berhadats sekalipun masih pantas untuk dipegang.

Bukankah kemuliaan seseorang bisa diukur seberapa jauh dia memuliakan apa yang Allah dan Rosulnya muliakan. Al-Qur'an bukan surat kabar, bukan surat pacar, bukan majalah, bukan maklah tapi ia adalah Kalamullah yang suci.

bahkan dari sikap enggan berwudhu memegang Al-Qur'an, timbul juga akhlaq yang kurang terpuji semisal meletakan Al-Qur'an dibawah lebih rendah dari kakinya sendiri. Naudzubillah !..

Seorang waliyullah yang bernama Bishr al-Hafi pernah mengalami pengalaman spiritual yang luar biasa. padahal julukan al-Hafi yang berarti seorang yang tidak beralas kaki merupakan ejekan manusia yang ada di sekitarnya saat itu.

Adalah dalam suatu perjalanan dia melihat lembaran yang bertuliskan bismillah berada di bawah nyaris diinjak oleh manusia yang berlalu lalang, melihat kejadian itu diambilnya lembaran tersebut kemudian setelah sampai dirumahnya lembaran itu diletakan dilemari. pada malam harinya dia bermimpi ada suara yang mengatakan "sebagaimana kau angkat namaku, maka aku angkat namamu". sejak kejadian mimpi tersebut, saat itu dia cukup disegani bahkan tidak sedikit manusia saat itu yang ingin bersamanya.

Anak Kecil dan Al-Qur'an
Para fuqoha (ahli fiqih) berkomentar ada dua alasan yang melatarbelakangi tidak dilarangnya anak kecil berhadats membawa Al-Qur'an ; 1.karna hajat ta'lim 2.sulitnya (masaqqah) anak kecil itu terus-menerus dalam keadaan suci. Tapi bila Al-Qur'an yang dibawa tersebut untuk dipermainkan maka merekapun sepakat siapapun wajib melarang dan mengambil Al-Qur'an itu dari tangannya.

Jadi setujuhkah bila anda yang berhadats kemudian dengan beraninya menyentuh Al-Qur'an disejajarkan dengan seorang bocah ?

Untuk itu berwudhulah dan sailahkan Al-Qur'an diletakan di pangkuanmu atau di atas lekar saat anda membacanya dan jauhi su'ul adab pada kitab suci-mu.

Kebanggaan Semu
Menjadikan Al-Qur'an terus bertengger di lemari kaca tanpa pernah mau dibaca apa lagi mengkajinya bersama para Ulama.

Digunakan sebagai mas kawin agar terkesan islami
dijadikan benda keramat dibungkus kain berwangi
adalah bagian dari sikap su'ul adab pada Al-Qur'ani sebagai petunjuk jalan ilahi.

Ingat  ! bagaimana mau meneladani,
mengkaji dan menggali saja tidak..!
Bagaimana mau mengkaji dan menggali,
wong punya saja tidak !!
Bagaimana mau punya, buat beli perabot seisi rumah saja katanya sudah tidak cukup !!














Share:

0 komentar:


jadwal-sholat