اَلسَلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Segala Puji Hanya Milik Allah dengan sebenar-benarnya pujian.
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada sebaik-baik
mahkluk-Nya yaitu junjungan nabi Muhammad Saw beliau adalah hamba dan
utusan-NYA.
Demikian juga semoga sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada para keluarga
beliau, para sahabatnya dan orang-orang sesudahnya.
Imam Abu Hamid Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin Menguraikan dengan
gamblang dan jelas tentang tingkatan-tingkatan dalam berpuasa yang bersifat
batiniyah yang mengantarkan manusia pada tingkatan yang paling tinggi dan
sempurna.
Berkatalah Beliau dalam Fatwanya :
اعْلَمْ أَنَّ الصَّوْمَ ثَلَاثُ دَرَجَاتٍ: صَوْمُ الْعُمُومِ، وَصَوْمُ الْخُصُوصِ، وَصَوْمُ خُصُوصِ الْخُصُوصِ.
"Ketahuilah sesungguhnya (shaum) puasa itu ada tiga tahap (tingkatan)1. Shoumul Umum-Puasa Umum
2. Shoumul Khusus-Puasa Khusus
3. Shoumul Khususul Khusus-Puasa istimewa sangat Khusus
Pengertian dari ketiga tingkatan tersebut Insya Allah dibawah ini kami uraikan
A. Puasa Umum
َمَّا صَوْمُ الْعُمُومِ: فَهُوَ كَفُّ الْبَطْنِ وَالْفَرْجِ عَنْ قَضَاءِ الشَّهْوَةِ
Beliau (Imam Ghazzali) mengatakan yang dimaksud puasa umum adalah : Puasa
menahan Lapar,dan kemaluan dalam menunaikan syahwat
yang dimaksud beliau puasa umum atau puasanya orang-orang awam itu sekedar
mengerjakan puasa yang menurut tata cara yang di atur dalam ilmu fiqih.
seseorang makan sahur dan berniat puasa pada hari itu lalu menahan diri dari
makan dan minum serta melakukan hubungan intim di siang hari dari terbitnya
fazar sampai terbenamnya matahari. jika seseorang mengerjakan yang demikian
maka secara hukum fiqih dia telah mengerjakan puasa dibulan suci
ramadhan,puasanya sah secara lahiriyah menurut tunjaun ilmu fiqih.
وَأَمَّا صَوْمُ الْخُصُوصِ فَهُوَ كَفُّ السَّمْعِ وَالْبَصَرِ وَاللِّسَانِ وَالْيَدِ وَالرِّجْلِ وَسَائِرِ الْجَوَارِحِ عَنِ الْآثَامِ
Beliau,mengatakan yang dimaksud Puasa Khusus adalah : Puasa menahan
Pendengaran,penglihatan,lisan,tangan,kaki,dan seluruh anggota badan senantiasa
menahan diri dari segala perbuatan-perbuatan dosa.
tingkatan ini lebih tinggi dari tingkatan puasanya orang umu atau orang awam
selain menahan diri dari makan,minum serta melakukan hubungan intim,tingkatan
ini menuntu orang yang berpuasa agar senantiasa menahan seluruh anggota badanya
dari segala dosa baik itu berupa ucapan atau perbuatan. tingkatan ini menuntut
agar berhati-hati dan tetap waspada.
وَأَمَّا صَوْمُ خُصُوصِ الْخُصُوصِ: فَصَوْمُ الْقَلْبِ عَنِ الْهِمَمِ الدَّنِيَّةِ وَالْأَفْكَارِ الدُّنْيَوِيَّةِ وَكَفُّهُ عَمَّا سِوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِالْكُلِّيَّةِ
Beliau mengatakan yang dimaksud puasa Sangat Khusus adalah : berpuasanya
hati dari keinginan-keinginan yang rendah dari pikiran-pikiran duniawi,serta
menahan hati dari tujuan selain Allah secara total.
Tingkatan ini adalah tingkatan yang paling tinggi makomnya sehingga paling
berat dan sulit dicapai, selain menahan diri dari makan,minum serta melakukan hubungan
intim dan serta menahan seluruh anggota badannya dari perbuatan maksiat,
tingkatan ini menuntut hati dan pikiran orang yang berpuasa untuk fokus,
memikirkan hal-hal yang diridhoi Allah dan memurnikan semua tujuan hanya untuk
Allah semata.
Puasanya hati dan pikiran itulah hakikat dari puasa yang sangat
khusus,Puasanya hati dan pikiran dianggap tidak sah atau batal ketika dia
memikirkan hal-hal yang tidak behubungan dengan selain Allah.
0 komentar:
Posting Komentar