"Lakukanlah apa yang bermanfa'at untuk dirimu dan berpegang teguhlah dengannya"

Sabtu, 11 Juli 2015

Maksiat Dalam Taat

Iblis bukan cuma jago menggoda manusia untuk melawan perintah Allah, dibuainya manusia dalam selimut kebanggaan bagi mereka yang rajin beribadah adalah bagian lain juga dari kreativitas Iblis, halus nian sang Iblis memasuki wilayah yang satu ini.

Al-hasil, Iblis sekuat tenaga membisikan manusia untuk meninggalkan perintah Allah, kalau ini tidak berhasil sang Laknat inipun membuat kreativitas lain yaitu di godalah manusia agar merasa bangga dalam beribadah sehingga memandang orang lain tidak ada apa-apanya di banding dengan dirinya, menepuk dada, mencibir dan seterusnya dan seterusnya.

Alkisah : ada seorang perempuan tuna sila, bergelimang dalam dosa, waktu demikian berharga untuk di isi dengan kesenangan dunia, nyaris tiada hari tanpa maksiat.

Disisi kehidupan lain, tinggalah seorang ahli ibadah yang bergelut setiap saat dalam taqorrub kepada Allah, baginya waktu adalah ibadah. Entah karena kedudukan ibadahnya yang demikian tinggi, hingga awanpun menaungi dirinya kemanapun si abid (ahli ibadah) ini pergi.

Dua sisi kehidupan yang bertolak belakang, yang satu ahli maksiat dan yang satu ahli ibadah, yang satu teman akrab Iblis yang satu di cintai Malaikat.

Tapi entah kenapa waktu terus bergulir seketika awan yang kerap menaungi sang abid (ahli ibadah) ini tiba-tiba berpindah ke seorang wanita yang dikenal Penyandang tuna sila...?

Taubatan Nashuha setelah lama menjadi budak Iblis rupanya yang menjadi latar belakang si wanita itu bernaung awan tiada henti mengharap dan memohon ampun, keridhoan, dan rahmat Allah. sementara si abid (ahli ibadah) kian tertipu dengan perasaan bangga dan sombong karena ibadahnya.

Fenomena itulah yang pernah dirasakan soerang waliyullah, Abu Madyan. Dan Ibnu Atthaillah sendiri menggaris bawahi dalam kitab Hikamnya, ("Kemaksiatan yang mewariskan ketundukan lebih baik dari ketaatan yang mewariskan kesombongan.") Padahal saat kita membaca "La Haula Wala Quwwata iLLa Billah." sebetulnya kita sudah tidak lagi melihat badan ini berkemampuan dalam melaksanakan perintah dan menjauhkan larangan Allah, bukankah semua itu karena Billah (dengan bantuan Allah, dengan pertolongan-Nya, dengan kekuatan-Nya), bisakah kita melangkah beribadah kalau energi tidak ada ? dan siapa yang memberi energi itu kepada kita ? kenapa masih juga bangga dan sombong ?

Dia memang tidak berhasil menggoda kita untuk memperturutkan keinginanya dalam meninggalkan perintah Allah. Tapi, berhati-hatilah dengan kelicikan Iblis membuai dan menina-bobokan manusia bergelimang dalam laut kebanggaan dan kesombongan saat kita beribadah. tanda-tanda itupun cukup mudah dikenali, yaitu saat kita merasa sudah sangat dekat kepada Allah dan memandang orang lain tidak ada apa-apa di banding kita.

Mendekatlah tapi jangan mengklaim diri ini sudah sangat dekat dan paling dekat, sebab Dia-lah Allah yang akan mendekatimu bukan kau sesungguhnya yang mendekati-Nya, walau sudah berasa sekalipun mulut ini karena berdziqir, habis air mata ini karena menangis, lunglai badan ini terus beruku' dan bersujud. 
Wallahu A'lam (Sumber :Muhammad Yusuf Hidayat)
Share:

0 komentar:


jadwal-sholat